Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara bertahap mulai mengembalikan sejumlah suku cadang pesawat tempur milik Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang sempat tertahan selama delapan tahun, karena embargo militer yang diberlakukan AS terhadap Indonesia. "Sebagian suku cadang, terutama yang tertahan di AS sudah dikembalikan seperti suku cadang F-5 dan F-16," kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno, usai menyaksikan manuver lapangan Latihan Puncak TNI AU Angkasa Yudha di Pekanbaru, Riau, Selasa. Namun, lanjut dia, karena lama tidak dipergunakan karena embargo militer selama hampir delapan tahun, maka sebagian besar suku cadang itu sudah tidak dapat dipergunakan termasuk suku cadang F-5 yang akan segera tiba di Indonesia pekan ini. Untuk itu, suku-suku cadang itu akan direkondisi agar dapat dipergunakan untuk meningkatkan kesiapan pesawat-pesawat tempur TNI-AU, lanjut Kasau. Tentang dana untuk merekondisi sejumlah suku cadang tersebut, Herman mengatakan, akan menggunakan fasilitas FMS (Foreign Military Sales) dan FMF (Foreign Militery Finance) yang ditawarkan Pemerintah AS. FMS sebesar 13 juta dolar AS dan FMF senilai 15 juta dolar AS merupakan milik Indonesia yang disimpan pihak AS layaknya uang deposit pada bebarapa tahun lalu. Dana tersebut pada saa itu, belum bisa dipergunakan karena kebijakan embargo pembelian peralatan militer dari AS terhadap Indonesia. "Fasilitas FMS dan FMF itulah yang akan dimanfaatkan untuk merenovasi pesawat Hercules C-130, pembelian suku cadang pesawat F-5 dan F-16," tambah Herman. Tentang suku cadang yang masih tertahan di beberapa negara seperti Selandia Baru, Inggris, Belgia, Korea Selatan dan Brasil, ia mengatakan, belum bisa diambil kembali karena export lisence-nya belum dikeluarkan oleh pemerintah AS. Sejak AS melakukan embargo militer terhadap Indonesia pada delapan tahun silam, kontrak kredit ekspor yang diembargo adalah Up-grade F-5 yang dilakukan di Belgia, AS, Swedia, dan Inggris. Suku cadang Hawk-200 di Inggris, pemeliharaan dan suku cadang A-4 Skyhawk di Selandia Baru, dan rehabilitasi F-5/TS-0510 di AS. Sedangkan kontrak devisa yang diembargo meliputi perawatan komponen F-5 di AS, Korea Selatan, dan Brazil. Dan Perawatan komponen F-16 di Korea Selatan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006