Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo ditutup 0,55 persen lebih rendah pada Jumat, setelah dolar jatuh terhadap yen karena pandangan hati-hati tentang ekonomi AS oleh Ketua Federal Reserve Janet Yellen.

Indeks Nikkei-225 turun 82,04 poin menjadi 14.841,07, sementara indeks Topix dari semua saham papan utama kehilangan 0,47 persen atau 5,69 poin menjadi 1.211,66.

Yellen mengatakan kepada Komite Perbankan Senat bahwa cuaca dingin yang parah menjadi penyebab data ekonomi mengecewakan selama dua bulan terakhir, termasuk pada lapangan pekerjaan, produksi industri dan konsumsi.

Namun, ia mengatakan para pembuat kebijakan bank sentral akan mengawasi perekonomian untuk melihat apakah angka terus melemah, yang dapat menyebabkan kecepatan pemotongan program stimulusnya lebih lambat.

Komentar Yellen menempatkan tekanan pada dolar, karena kelanjutan skema pembelian obligasi Fed akan berarti lebih banyak uang di pasar keuangan.

Pada pertemuan kebijakan Fed dua bulan terakhir telah melihat pengurangan pembelian obligasi sebesar 10 miliar dolar AS per bulan, menjadi 65 miliar dolar AS saat ini.

Dolar merosot menjadi 101,80 yen pada perdagangan sore di Tokyo dari 102,15 yen di New York pada Kamis sore.

"Terus terang, saya tidak berpikir dia akan mengangkat kakinya dari rem (pada stimulus) kecuali data memberinya alasan yang sangat kuat untuk," kata penyiasat ekuitas CLSA Nicholas Smith, sehubungan pengakuan Yellen tentang tanda-tanda pelemahan dalam ekonomia.

Kepala strategi teknikal Daiwa Securities Eiji Kinouchi juga mengatakan: "Kurangnya transparansi dengan krisis politik Ukraina dan faktor-faktor lain diterjemahkan ke dalam imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah dan melemahnya dolar AS."

Produsen mobil turun. Honda Motor turun 1,40 persen menjadi 3.647 yen, dan Toyota merosot 1,18 persen menjadi 5.839 yen.

Sony naik 1,30 persen menjadi 1.780 yen menyusul laporan berita bahwa pihaknya berencana menjual bekas kantor pusatnya dan properti lainnya di lokasi utama di Tokyo.

Reaksi pasar diredam dengan sejumlah data pemerintah Jepang yang menunjukkan inflasi memperlihatkan kenaikan untuk bulan kedelapan berturut-turut tahun-ke-tahun pada Januari, sebagian besar karena tagihan energi yang lebih tinggi, sementara produksi pabrik naik 4,0 persen.

Di Wall Street S&P 500 naik 0,49 persen ke rekor baru, sementara Dow naik 0,46 persen dan Nasdaq berakhir 0,63 persen lebih tinggi, pada tingkat yang terbaik sejak kejatuhan dot-com pada 2000, demikian AFP.
(A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014