Kontribusi industri terhadap PDB harus tetap tinggi, 40 persen. Jadi industri harus terus ditumbuhkan,"
Kuta (ANTARA News) - Pemerintah bertekad akan meningkatkan kontribusi industri nasional terhadap produk domestik bruto (PDB) lebih tinggi hingga mencapai 40 persen guna menghindari "middle income trap."

"Kontribusi industri terhadap PDB harus tetap tinggi, 40 persen. Jadi industri harus terus ditumbuhkan," kata Dirjen Kerja sama Industri Internasional (KII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Agus Tjahajana di Kuta, Bali, Jumat.

Ia mengatakan berdasarkan studi McKinsey Global Institute (MGI) ketika pendapatan per kapita suatu negara masih kecil (di bawah 5.000 dolar AS) terus menanjak ke menengah dengan pendapatan per kapita 10 ribu dolar AS, industri mereka menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan kontribusi terhadap PDB yang terus naik.

Namun begitu pendapatan per kapita naik menembus angka 10 ribu dolar AS, maka kontribusi terhadap PDB terus mengalami penurunan.

"Hal itu dialami negara-negara maju, termasuk Jerman, yang kontribusi industrinya terhadap PDB menurun," katanya.

Studi MGI pada 2012 itu, kata Agus, juga menyebutkan tidak ada negara yang sukses meningkatkan pendapatan per kapita tanpa memiliki sektor manufaktur yang kuat.

"Oleh karena itu, industri nasional harus dipacu terus untuk memenuhi kontribusi yang tinggi terhadap PDB, agar tidak masuk dalam middle income trap," ujarnya.

Pemerintah cq Kemenperin harus mengejar pertumbuhan industri untuk mencapai angka tertentu agar target kontribusi terhadap PDB sebesar 40 persen itu terpenuhi.

"Caranya antara lain dengan meningkatkan pengembangan industri yang memberi nilai tambah tinggi, seperti dari industri garmen ke fashion dan terus melakukan restrukturisasi," kata Agus.

Tahun lalu, tambah Sekjen Kemenperin Anshari Bukhari, pertumbuhan industri nasional hanya mencapai 6,1 persen. Meskipun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9 persen, namun angka itu masih dibawah target 6,5 persen.

"Lima tahun ke depan kami ingin pertumbuhan industri nasional bisa dua angka (double digit)," katanya.

Berdasarkan data BPS yang diolah kemenperin, kontribusi industri nasional sendiri terhadap PDB beberapa tahun terakhir cenderung menurun, dan tahun lalu mencapai 20,76 persen.

Jumlah tersebut memang lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya seperti perdagangan, hotel, dan restoran yang mencapai 14,33 persen, serta pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang mencapai 14,43 persen. (*)

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014