Jakarta (ANTARA News) - Langkah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi mandat kepada Joko Widodo menjadi bakal calon presiden (capres) dinilai tepat.

Menurut Direktur Eksekutif Center for Analysis Research and Development (CARE) Jen Zuldi, dengan ditetapkannya Jokowi sebagai bakal calon presiden, berarti PDIP telah memecahkan kebuntuan di internal sendiri, tarik menarik antara Megawati dan Jokowi, setidaknya sudah ada kepastian capres di internal PDIP.

"Kedua, kalau melihat hasil survey, beberapa lembaga survey yang masih menempatkan Jokowi pada posisi teratas, momentum ini harus dimanfaatkan oleh PDIP untuk lebih mensolidkan internal dan pemenangan pemilu legislatif dan pilpres," kata Jen Zuldi di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan, Jokowi merupakan figur baru dan muda jika dibandingkan capres lain yang selalu menjadi "kompetitor" Jokowi dari setiap survei. Golkar dengan Capres ARB, Gerindra dengan Prabowonya, PAN dengan Hatta Rajasanya, Hanura dengan Win-HT, PKB Rhoma/JK/Mahfud.

"Jokowi layak disebut capres muda, wajah baru, Indonesia baru," jelasnya. Namun, ia mengingatkan, dengan deklarasi Jokowi, tentu akan ada serangan politik kepada Jokowi yang sekarang masih berstatus sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Jokowi dianggap mengingkari janji-janjinya untuk menuntaskan dan menyelesaikan segala permasalahan yang melilit Jakarta, berbagai pendapat dan opini tidak bisa dihindari seperti Jokowi dianggap tidak menepati janjinya saat kampanye. Jokowi bisa saja dianggap haus kekuasaan dan lain-lainnya" lanjut Jen.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014