PBB, Amerika Serikat (ANTARA News) - Rusia memveto resolusi dukungan Barat yang mengecam referendum Krimea dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB, Sabtu tetapi China abstain, sehingga semakin mengucilkan Moskow dalam krisis Ukraina.

Rancangan resolusi yang menyebut referendum esok Minggu tidak sah itu mendapat dukungan 13 suara dari Dewan Keamanan beranggotakan 15 negara. Tetapi resolusi itu akhirnya ditolak ketika Rusia yang anggota tetap dewan menggunakan hak vetonya.

"Rusia terkucil, sendiran dan salah karena menghambat persetujuan resolusi itu," kata Duta Besar Amerika Serikat Samantha Power kepada dewan itu dalam sidang darurat ketujuh mengenai Ukraina sejak krisis itu mulai.

"Ini adalah momen yang menyedihkan sekali," katanya. "Ketika kita berbicara, angkatan bersenjata Rusia masuk melintasi perbatasan timur Ukraina."

China yang sering mendukung Rusia di dewan itu, terutama dalam pemungutan suara khususnya berkaitan dengan Suriah, abstein dan ini dianggap diplomat Barat sebagai positif.

Ketika Dewan Keamanan PBB memutuskan satu krisis internasional sama, antara Rusia dan Georgia tahun 2008, Beijing juga abstain.

Sidang darurat Sabtu itu diselenggarakan atas permintaan Washington dan resolusi itu disusun oleh AS dalam ketentuan-ketentuan yang sangat terukur agar dapat disetujui Beijing.

Resolusi tu menyatakan referendum Krimea di bawah kekuasaan Kremlin adalah "tidak sah dan tidak bisa menjadi dasar bagi perubahan status Krimea."

(H-RN/H-AK)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014