Pekanbaru (ANTARA News) - Titik api di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Provinsi Riau, berhasil dipadamkan.

"Titik api di cagar biosfer nol, dan kita sudah menempatkan satu batalyon TNI AD disana," kata Komandan Satgas Pasukan Darat Operasi Terpadu Darurat Asap Riau, Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Sebelumnya, cagar biosfer merupakan "lumbung" asap karena kebakaran besar yang tak lepas dari aktivitas perambahan dan pembalakan liar di wilayah itu.

Satgas sebelumnya kesulitan mencapai lokasi karena asap pekat dan sumber air mengering, namun hujan yang turun beberapa hari terakhir dinilai sangat membantu proses pemadaman.

Meski begitu, ia mendapat laporan beberapa titik api kembali muncul di sekitar kawasan tersebut.

Upaya pemadaman akan terus dilakukan karena hujan yang turun hanya memadamkan api sementara.

"Gambut harus disuntik terus sampai ada genangan air karena bara api di bawah masih ada di gambut yang dalam. Hujan hanya melembabkan untuk sementara, dan ketika kering lagi bara akan naik," kata Brigjen Prihadi Agus yang juga Komandan Korem 031/WB.

Dalam operasi terpadu yang diintensifkan, ujarnya, upaya pemadaman ditargetkan selesai selama tiga minggu terhitung sejak 15 Maret. Pasukan darat juga mendapat tambahan personel sebanyak satu brigade TNI.

Brigjen Prihadi Agus mengatakan personel TNI yang sebelumnya fokus di Kabupaten Kepulauan Meranti akan disebar membantu pemadaman ke Kabupaten Pelalawan. Selain itu, pasukan yang berada di daerah Bukit 9 akan disebar ke Pulau Rupat hingga Pelintung.

"Upaya pemadaman dibantu Satgas Udara menggunakan helikopter yang menjatuhkan bom air karena asap terlalu pekat," katanya.

Berdasarkan pantauan terakhir Satelit NOAA-18 pada 18 Maret terpantau ada delapan titik panas (hotspot) yang kembali muncul di Riau. Namun, ia mengatakan pengecekan dilapangan menunjukan tinggal satu titik api di daerah Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar.

"Sisanya adalah titik asap," ujarnya.

Berdasarkan data Satgas, luas kebakaran lahan dan hutan sudah lebih dari 19.600 hektare.

Operasi pemadaman kebakaran di cagar biosfer berjalan seiring dengan penegakan hukum terhadap perambah kawasan konservasi itu. Kapolres Bengkalis, AKBP Andry Wibowo, mengatakan tim Satgas Penegak Hukum gabungan TNI-Polri berhasil meringkus dua pelaku perambah cagar biosfer di Desa Tasik Serai.

Kedua tersangka berinisial Tog dan Tom. Tersangka Tog merupakan pemilik lahan yang diduga berasal dari Sumatera Utara, sedangkan Tom pekerja yang mendapat perintah merambah hutan.

"Keduanya diamankan tim karena menguasai lahan secara ilegal sebanyak 15 hektare. Lahan cagar biosfer itu akan dijadikan perkebunan kelapa sawit," kata Andry.

Menurut dia, di lokasi itu Satgas menemukan tumpukan kayu hasil pembalakan liar yang sudah menjadi bahan papan. Ia mengatakan, tersangka Tog menguasai lahan 15 hektare di kawasan konservasi itu setelah membeli dari oknum kepala dusun.

Sebelumnya, Polda Riau juga sudah menangkap oknum kepala dusun yang menjual tanah dan menerbitkan surat tanah kepada perambah.


Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014