Jakarta (ANTARA News) - Seorang dokter dan pedagang menjadi korban penipuan dengan menggunakan ATM milik bank swasta di Jakarta Pusat sehingga menyebabkan kerugikan puluhan juta rupiah. "Saat ini kedua kasus ini masih dalam penyelidikan petugas Polres Metro Jakarta Pusat," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol I Ketut Untung Yoga Ana, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan kedua korban itu adalah Hj Haryati Amantjik (50), dokter yang tinggal di Cirebon dan Eka Nuralim Hakimah (21), pedagang yang tinggal di Utan Kayu, Jakarta Timur. Menurut Ketut, Haryati menderita kerugian Rp24,3 juta sedangkan Eka merugi Rp697.787,00. "Keduanya menjadi korban saat transaksi di ATM bank yang sama di Jakarta Pusat namun dengan cara yang berbeda," kata Ketut. Perististiwa yang menimpa Haryati bermula ketika korban menerima surat dari "PT Telkom Indonesia" yang memberitahukan bahwa ia menerima hadiah voucher belanja Rp10 juta. Saat menghubungi nomor HP yang tertera di dalam surat atas nama Arif Darmawan, korban malah diminta menghubungi Misnan Prayoga lewat HP. Misnan lewat telepon meminta Haryati mengambil hadiah voucher lewat ATM di Harmoni, Jakarta Pusat namun setelah selesai mengoperasikan ATM, saldo tabungan korban bukannya bertambah Rp10 juta tapi malah berkurang Rp24,3 juta. Sedangkan kasus Eka terjadi ketika seseorang bernama Rahman hendak memesan pakaian dari korban dengan total harga Rp33,25 juta dan pembayaran lewat transfer bank. Ketika Eka mengecek lewat ATM di Cempaka Mas, Jakarta Pusat, ternyata uang belum ada sehingga korban menghubungi Rahman lewat telepon. Saat tersambung telepon, Rahman malah bisa mempengaruhi korban untuk kembali masuk ke mesin ATM namun bukannya saldo rekeningnya bertambah tapi malah berkurang Rp697.787,00. Ketut menduga bahwa lewat percakapan telepon, para tersangka berhasil mempengaruhi kedua korban sehingga mau menuruti perintah tanpa sadar saat berada di depan mesin ATM.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006