Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Umar Shihab mengimbau kepada umat Islam agar menggunakan Ramadhan dengan sebaik-baiknya dengan melaksanakan ibadah yang disukai Allah dan menjauhi perbuatan yang dilarang. "Kami meminta pemerintah menertibkan tempat-tempat maksiat, tempat hiburan malam, dan meminta masyarakat, seperti pengelola stasiun TV dan media lainnya menahan diri dari menayangkan hal-hal bernuansa kekerasan, pornografi dan mistik," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Umat, ujarnya, diminta berlomba-lomba dalam kebaikan, seperti menahan hawa nafsu, menjauhkan diri dari maksiat, berbuat baik kepada sesama manusia, menolong, berzakat dan berderma, mendekatkan diri kepada Allah, mempelajari agama dengan lebih mendalam dan kegiatan positif lainnya. Sebaliknya umat agama lain diimbau untuk menghargai umat yang sedang menjalankan ibadah Ramadhan, katanya. Ia juga meminta umat Islam dalam bulan Ramadhan lebih menjalin persaudaraan dan menghindari perbedaan pendapat yang menjurus pada perselisihan, misalnya perbedaan jumlah rakaat Sholat Tarwih atau menggunakan doa qunut ketika Sholat Subuh. "Perbedaan penentuan 1 Ramadhan atau 1 Syawal juga jangan dipermasalahkan karena masing-masing umat memiliki dasar dan keyakinan sendiri," katanya. Sementara itu, Ketua KH Ma'ruf Amin di tempat berbeda meminta agar suasana Ramadhan tidak dinodai dengan kegiatan maksiat atau yang dapat mengurangi nilai ibadah seperti aktivitas tempat hiburan malam. "Semua kegiatan itu harus ditertibkan, supaya suasana Ramadhan tidak terganggu dan umat bisa beribadah dengan baik," katanya usai Seminar Kesiapan Perbankan Syariah Menjadi Bank Penerima Setoran Biaya Ibadah Haji. Namun ia menegaskan bahwa MUI tidak merekomendasikan kepada ormas atau umat Islam melakukan "sweeping" tempat hiburan malam menjelang dan pada saat bulan ramadhan. Penertiban terhadap segala bentuk kemaksiatan, ujarnya, merupakan tanggung jawab aparat keamanan, oleh karena itu MUI meminta agar aparat keamanan mengintensifkan kegiatannya pada saat menjelang dan saat memasuki bulan Ramadhan. Ma`ruf juga meminta stasiun-stasiun televisi tidak menyangkan acara yang dapat menganggu ibadah puasa, misalnya, tayangan televisi yang mengatasnamakan agama namun penuh dengan kekerasan dan menjurus ke pornografi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006