Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden BJ Habibie di Jakarta, Kamis malam, meluncurkan bukunya yang merupakan kesaksiannya atas berbagai peristiwa penting menjelang peralihan kekuasaan dari Soeharto dan semasa ia menjabat presiden ketiga RI. Peluncuran buku setebal 548 halaman berjudul "Detik-Detik Yang Menentukan" itu dilakukan Habibie, yang saat itu didampingi Ibu Ainun Habibie, anak dan menantu serta kedua cucunya, dengan menarik kain selubung buku dan penandatanganan prasasti bertuliskan "Di persembahkan untuk rakyat Indonesia". "Buku ini merupakan catatan pribadi yang ditulis sendiri semasa dia (Habibie) menjabat presiden," kata Muladi, salah seorang pengurus The Habibie Center (THC). Dikemukakannya bahwa buku tersebut menguak informasi-informasi yang belum pernah diketahui publik. Menurut penyunting buku itu, Makmur Makka, struktur buku terbagi atas epilog, empat bab dan prolog. Bagian prolog dan epilog disusun oleh satu tim penulis, dan empat bab lainnya ditulis Habibie sendiri dari catatan-catatan hariannya. Pada bab pertama, Habibie mengungkapkan fakta-fakta menjelang pengunduran diri Presiden Soeharto dan bab kedua berisi seputar 100 hari pertama masa pemerintahan yang diliputi masalah multikompleks dan multidimensi. Selanjutnya pada bab ketiga Habibie menceritakan tentang 100 hari pertama dan 100 hari terakhir sebelum pemilihan Presiden keempat RI dan bab terakhir mengisahkan tentang berbagai peristiwa pada 100 hari menjelang pemilihan Presiden RI keempat. "Buku `Detik-Detik Yang Menentukan` ini juga memuat kiat seorang BJ Habibie dalam menghadapi krisis," kata Direktur Eksekutif THC, Watik Pratiknya, seraya menambahkan bahwa pada saat menghadapi persoalan bangsa dan harus mengambil keputusan penting, Habibie seolah menggunakan pendekatan yang tidak lazim. Hal yang dilakukan itu, katanya lagi, antara lain pendekatan aproximasi, yakni untuk mencapai tujuan Habibie melakukan pendekatan demi pendekatan yang bertahap namun konsisten. Selain itu, Habibie juga melakukan pendekatan dialogis yang terlihat jelas dalam menyelesaikan konflik dengan Timtim. Tampak hadir dalam peluncuran buku itu, diantaranya, Ketua MK Jimly Ashiddiqie, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Hidayat Nurwahid dan sejumlah menteri, yakni Menko Perekonomian Boediono, Menhub Hatta Rajasa dan Menkominfo Sofyan Djalil.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006