Dili (ANTARA News) - Dili, ibukota Timor Timur (Timtim), kembali dilanda kerusuhan, Minggu, ketika dua kelompok bentrok saling melemparkan batu, sehingga penduduk terpaksa meninggalkan rumah mereka demi keselamatannya, kata beberapa warga layaknya dikutip AFP. Bentrokan itu terjadi antara dua kelompok pemuda dari daerah-daerah berbeda di Timtim, dab berlangsung dekat pasar Comoro sekira pukul 14.00 waktu setempat (pukul 12.00 WIB), demikian laporan sejumlah saksi mata. Mereka menyatakan, insiden itu tampaknya terjadi setelah pemukulan seorang pria sehari sebelumnya di daerah Aimutin di Lurumata. "Pelemparan batu ini merupakan buntut dari insiden kemarin, di mana sejumlah pemuda mabuk memukuli seorang pria yang bernama Joaoa pada sebuah pesta di Lurumata," kata Damiao Amaral (26), seorang mahasiswa yang menyaksikan kekerasan tersebut. Keluarga dan dan teman orang yang diserang itu, yang berasal dari wilayah timur Timtim, berusaha melakukan pembalasan, kata saksi mata itu. Sekira 100 keluarga yang sebagian besar berasal dari wilayah barat Timtim yang tinggal di Lurumata berusaha menyelamatkan diri dari kekerasan itu, dan berlindung di seminari Dom Bosco atau tinggal bersama keluarga mereka di tempat lain di Aimutin, kata pemuda tersebut. Polisi telah membubarkan massa pemuda yang terlibat dalam kerusuhan itu. Sementara itu, kantor pencatatan sipil di samping pos polisi Fatuhada di Dili dibakar oleh orang-orang tidak dikenal pada Minggu, kata sejumlah saksi mata. Sedikit-dikitnyanya enam polisi internasional berusaha memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran, kata mereka. Namun, polisi menolak memberikan komentar tentang insiden itu. Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan insiden terakhir dari serangkaian kekerasan yang melanda ibukota itu dan sekitarnya setelah Perdana Menteri (PM) saat itu, Mari Alkatiri, memecat sekira 600 prajurit di militer yang beranggotakan 1.400 orang awal tahun ini setelah mereka memprotes diskriminasi terhadap prajurit yang berasal dari wilayah barat negara tersebut. Kekerasan kemudian berkembang menjadi konflik antara orang-orang Timtim dari wilayah-wilayah barat dan timur, mengarah pada penempatan pasukan penjaga perdamaian internasional pada Mei 2006 untuk memulihkan keamanan di Dili. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006