Beberapa saksi yang diperiksa ini salah satu orang mengaku jika dirinya pertama melihat asap dari lapak depan toko Monalisa di jalan KH Wahid Hasyim sebelum api membesar. Diduga asap itu muncul akibat hubungan arus pendek."
Makassar (ANTARA News) - Penyidik Polres Pelabuhan memanggil enam orang warga sekitar Pasar Sentral untuk dimintai keterangannya terkait kebakaran pasar yang melanda pusat pertokoan itu pada Rabu 7 Mei 2014.

"Kami masih harus mengumpulkan banyak bukti-bukti termasuk keterangan dari saksi-saksi warga yang melihat kejadian musibah kebakaran itu," ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan AKP Edy Purwanto di Makassar, Senin.

Enam orang warga yang dimintai keterangannya yakni, Ikhlas Ade Putra, Igho, Jufri, Syarif, Sese serta Ikabot Panggalao. Dari enam warga yang dimintai kesaksiannya, hanya satu yang memberikan keterangan berbeda.

Edy mengaku jika kesaksian warga itu akan sangat membantu dalam mengungkap kejadian tersebut, apalagi banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat mengenai kebakaran pasar tersebut.

"Beberapa saksi yang diperiksa ini salah satu orang mengaku jika dirinya pertama melihat asap dari lapak depan toko Monalisa di jalan KH Wahid Hasyim sebelum api membesar. Diduga asap itu muncul akibat hubungan arus pendek," katanya.

Sebelumnya, dalam musibah itu, ribuan lapak milik pedagang ludes terbakar karena pada saat kejadian, kebanyakan pedagang sudah pulang ke rumah sejak pukul 18.00 WITA. Tiupan angin yang cukup kencang dari timur ke barat membuat nyala api semakin membesar.

"Kebakaran yang terjadi di Pasar Sentral itu sangat besar karena api baru bisa dikuasai setelah pukul 04.00 WITA dan kepulan asap itu masih terlihat pada saat pagi menjelang siang. Namun, pada sore harinya, kepulan asap tebal kembali terlihat," ujar Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Makassar Pagar Alam.

Dia mengatakan, musibah kebakaran yang terjadi itu, seluruh armada yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran diterjungkan untuk menguasai, namun api bari bisa dikuasai setelah lebih dari delapan jam berjibaku.

Kebakaran itu juga banyak diwarnai oleh pencurian hingga penyanderaan mobil pemadam karena warga setempat memaksa para petugas pemadam untuk menyemprotkan air di rumah mereka.

"Salah satu yang menjadi kendala kami saat bertugas, banyak warga yang selalu menghalangi petugas untuk memadamkan api karena kebanyakan warga ingin rumahnya disemprot sebelum kebakaran, padahal kami ini mau memadamkan api," katanya. (*)

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014