Pemerintah Dorong Investasi Berbasis Blue Economy

  • Rabu, 14 Mei 2014 14:10 WIB
MANADO, 14 Mei 2014 (ANTARA) -- Sebagai salah satu negara yang berada di kawasan segitiga terumbu karang, Indonesia terus berupaya untuk melindungi dan mengelola kanekaragaman hayati biota laut secara berkelanjutan. Upaya yang dilakukan salah satunya dengan mendukung pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya  kelautan dan perikanan melalui prinsip pendekatan investasi yang berbasis pada investasi kreatif inovatif dan berprinsip pada kerangka Blue Economy. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Saut P. Hutagalung di sela pembukaan World Ocean Bussines Forum (WOBF) di Manado, Rabu (14/5).

Menurut Saut, komitmen pemerintah ditunjukkan dengan pelaksanaan forum bisnis di berbagai kesempatan. Diantaranya pada penyelenggaran rangkaian World Coral Reef Conference (WCRC) di Manado dilaksanakan WOBF pada tanggal 14 Mei 2014 yang dipadukan dengan Coral Reef Exhibition. “Penyelenggaraan forum ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bisnis bidang kelautan dan perikanan  tentunya bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan serta mendukung upaya peningkatan ekonomi, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat”, ungkap Saut.

Saut menjelaskan, forum ini bertujuan untuk menginformasikan peluang usaha dan investasi sektor kelautan dan perikanan berbasis pengelolaan ekosistem terumbu karang yang berkelanjutan. Selain itu juga menjadi ajang bisnis para pelaku usaha dalam menjalin kemitraan antara pelaku usaha dalam dan luar negeri. “Disamping itu, Forum ini juga akan dimanfaatkan oleh komunitas rumput laut ASEAN untuk membicarakan persiapan SOM (senior official meeting) forum pengembangan kerjasama rumput laut di Asean yang akan diselenggarakan di Thailand bulan Juni 2014”, ungkap Saut.

WOBF dihadiri setidaknya 250 peserta dari 25 negara yang berasal dari unsur pemerintah, organisasi regional dan internasional, NGO, pelaku bisnis serta para ilmuwan dan akademisi. “Dalam forum ini para pelaku bisnis akan diajak untuk berinvestasi mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan memperhatikan prinsip kelestarian dan kesinambungan sumberdaya dan ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove”, ujar Saut.

Adapun negara peserta WOBF terdiri dari Argentina, Amerika Serikat, Australia, Brazil, Belanda, China, Finlandia, Gambia, Inggris, Irak, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Mauritius, Nigeria, Norwegia, Pakistan, Perancis, Philipina, Seychelles, Thailand, Uganda dan Vietnam. “Sedangkan peserta dari dalam negeri terdiri dari pelaku usaha perikanan, rumput laut, pelaku pariwisata/tour operator, lembaga riset dan perguruan tinggi, NGO’s, Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kabupaten/Kota serta Instansi Pemerintah Daerah,” tutup Saut.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Anang Noegroho, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0811806244)

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait