Saya mendesak Presiden Jonathan (Goodluck) untuk menunjukkan kepemimpinan yang dibutuhkan oleh bangsanya sendiri."
Washington (ANTARA News) - Sejumlah pejabat Amerika Serikat pada Kamis mengecam "lambatnya" respon Nigeria terhadap penculikan lebih dari 200 gadis sekolah oleh kelompok Boko Haram.

Selain itu, mereka juga kembali mengkritik angkatan bersenjata Nigeria atas catatan pelanggaran hak asasi manusianya, lapor .AFP

Kepala Komite Senat untuk urusan Hubungan Luar Negeri, Robert Menendez, mengatakan bahwa Nigeria "secara tragis dan tidak dapat diterima bertindak lambat" dalam menangani krisis penculikan meskipun Amerika Serikat dan sejumlah negara lain telah menawarkan bantuan.

"Saya mendesak Presiden Jonathan (Goodluck) untuk menunjukkan kepemimpinan yang dibutuhkan oleh bangsanya sendiri," kata Menendez.

Kelompok militan Boko Haram saat ini menahan lebih dari 200 anak gadis setelah menyerang kota kecil di bagian timur laut Nigeria, Chibok, pada 14 April lalu.

Kecaman bukan hanya muncul dari Senat. Pentagon juga mengkritik Nigeria karena dinilai gagal bereaksi cepat atas bangkitnya Boko Haram--kelompok ekstrimis yang telah membunuh ribuan orang sejak 2009 lalu.

Pada masa lalu, Nigeria selalu menolak tawaran kerja sama keamanan dengan sejumlah negara Barat untuk memberantas Boko Haram.

"Dalam menghadapi ancaman yang rumit, pasukan keamanan Nigeria lambat beradaptasi dengan strategi baru dan taktik baru," kata Alice Friend, seorang pejabat Departemen Pertahanan.

Sementara itu wakil pembantu Menteri Luar Negeri untuk Urusan Afrika, Robert Jackson, mengatakan bahwa Washington telah "mendesak Nigeria untuk merubah pendekatannya terhadap Boko Haram."

Amerika Serikat sebelumnya menuduh pihak militer Nigeria telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia berat saat bertempur dengan Boko Haram. Tindakan tersebut menurut Jackson tidak produktif.

"Negara harus menunjukkan kepada warganya kemampuan untuk melindungi rakyat sekaligus menawarkan kesempatan (mobilitas sosial)," kata Jackson.

"Saat tentara menghancurkan kota-kota, membunuh warga sipil, dan menahan orang tak bersalah tanpa hukuman, maka yang muncul kemudian adalah rasa saling tidak percaya," kata dia.

Pejabat Pentagon, Friend, sendiri mengakui bahwa "catatan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh sejumlah satuan pasukannya telah didokumentasikan dengan luas."

Atas pertimbangan tersebut, Friend mengatakan Amerika Serikat tidak akan menyediakan bantuan terhadap satuan militer Nigeria yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.

Pihak militer Amerika Serikat membenarkan laporan bahwa mereka telah mengirim pesawat tak-berawak sebagai upaya untuk menemukan para gadis yang diculik.

Pada bulan lalu, Boko Haram menculik 276 gadis di sekolah Chibok. Beberapa di antara mereka berhasil lolos namun 223 orang masih berada di tangan para penculik.


Penerjemah: GM Nur Lintang Mohammad

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014