Ban Rai, Thailand (ANTARA News) - Petinju Panama Calestino Caballero meraih gelar juara dunia tinju kelas bantam super versi WBA setelah memukul roboh petinju tuan rumah yang juga juara bertahan Somsak Sithchantchawal di Thailand, Rabu. Pada pertandingan yang berlangsung di komplek kuil Budha disebuah pedesaan Thailand itu, Caballero, seorang Muslim yang taat, memukul roboh Somsak di depan pendukungnya pada ronde ketiga. Caballero akhirnya dinyatakan sebagai pemenang secara TKO setelah Somsak terjungkal sebanyak tiga kali pada ronde ketiga akibat serangkaian pukulan keras dari petinju Panama itu. Caballero langsung mendominasi pertarungan pada ronde pertama, tapi Somsak yang didukung penuh para penonton tuan rumah, berhasil bangkit pada ronde kedua. Namun Caballero membuat bungkam pendukung Somsak pada ronde ketiga ketika ia tanpa diduga langsung menyerbu dan memborbardir Somsak dengan serangkain pukulan keras, membuat juara bertahan tersungkur sebagai dua kali. Somsak yang tidak bisa berbuat banyak mencoba bertahan di tambang, tapi pukulan hook kanan dan kiri Caballero secara bertubi-tubi kembali membuat Somsak terjatuh. Karena juara bertahan sudah tidak bisa memberikan perlawanan seimbang, wasit akhirnya memutuskan untuk menghentikan pertarungan dan memberikan kemenangan kepada Caballero. Caballero, usai pertandingan mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan berkat kepadanya untuk memenangi pertandingan dan ia bertekad untuk mempertahankan gelar juara tersebut. "Saya berlatih keras untuk pertarungan ini. Tuhan berada disisi saya. Pasti butuh waktu lama bagi siapa pun yang ingin merebut gelar ini dari saya," katanya dikutip Reuters. "Saya dalam kondisi terbaik, pukulan saya penuh tenaga," kata Caballero yang mencatat 25 kali kemenangan, dua kalah dengan 18 kali menang KO. Pertarunganm tersebtu digelar di komplek kuil Budha Ban Rai, daerah pedesaan tersebut disaksikan sekitar 5.000 penonton yang sebagian besar adalah petani miskin. Desa yang terletak di desa di bagian utara Thailand itu harus ditempuh melalui jalan kecil dan tidak beraspal dan sekitar desa tersebut tampak berkeliaran kambing dan sapi. Somsak menolak bertanding di arena modern di Bangkok dan memilih bertarung di komplek kuil tersebut sebagai penghormatan kepada Luang Phor Koon Parisuttho, seorang biksu berusia 83 tahun yang oleh sebagian masyarakat Thailand dipercaya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Usai pertandingan, Caballero menegaskan bahwa pilihan aneh tempat pertarungan itu sama sekali tidak mempengaruhi penampilannya dan mengatakan bahwa ia siap untuk menghadapi siapa saja dan di negara mana saja. "Saya siap bertarung dengan siapa pun dan dimana pun. Saya datang kesini dengan rahmat Tuhan dan saya bisa menang dimana saja," katanya. Somsak merebut gelar juara dari petinju Perancis Mahyar Monshipour di Paris pada Maret 2006 lalu, tapi kemudian harus dirawat di rumah sakit karena hidungnya patah.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006