Sao Paulo (ANTARA News) - "Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk di sampingku kawan. Banyak cerita yang mestinya kau saksikan, di tanah kering bebatuan......."

Suara melankolis Ebiet G Ade membawakan lagu "Berita Kepada Kawan" yang populer awal 1980-an itu mengalun merdu di dalam mobil sedan VW metalik yang dipacu Maria Antoinette (52) di jalan bebas hambatan Ayrton Senna, Sao Paulo, Brasil, Jumat (20/6).

"Saya suka lagu ini, meski tidak mengerti semua kalimatnya, tapi terasa puitis dan saya sering mendengarnya sambil berdoa," kata Maria, dosen teologi jurusan taksir Injil di Faculdade Dehoniana di Taubate, sebuah kota kecil sekitar 110 kilometer utara Sao Paulo.

Pagi itu Maria mengajak Antara mengunjungi Taubate untuk menemui Ricardo Ramos, mantan pemain klub Persebaya Surabaya pada musim kompetisi 2004.

Maria, yang juga seorang suster, sudah tidak asing lagi dengan Indonesia karena pernah satu bulan bertugas di Flores pada 2012.

Perempuan berambut pirang sebahu itu memiliki kemampuan berbahasa Indonesia cukup mengagumkan untuk orang yang hanya satu bulan bergaul dengan masyarakat Indonesia di Flores karena setelah kembali ke Brasil dia melanjutkan belajar sendiri lewat buku dan sumber-sumber lain.

Jalan tol yang sepi saat subuh membuat Maria tanpa terasa memacu mobilnya dengan kecepatan rata-rata 120 kilometer per jam, kadang sambil mencari-cari telepon seluler yang berdering di dalam tas di dekat pedal gas, membuat mobil kadang sampai berpindah jalur tanpa dia sadari.

"Ha ha ha.... kamu takut ya," katanya kepada Antara yang berusaha mengencangkan sabuk pengaman dan perpegangan erat-erat.

Maria pun kemudian dengan tenang kembali fokus mengemudi di Jalan Ayrton Senna, yang namanya didedikasikan untuk menghormati mantan pembalap Formula Satu Brasil yang tewas akibat kecelakaan.

Dengan lancar ia pun mengikuti bait demi bait lagu Ebiet G Ade dan setiap bait lagu itu mengingatkannya pada Indonesia, terutama Larantuka dan Ruteng.

Sepanjang perjalanan, dengan Bahasa Indonesia yang terbata-bata dan kadang usaha cukup keras untuk mencari kata-kata yang tepat, Maria mengaku begitu menikmati waktunya di Indonesia yang singkat.

Kerinduan akan suasana Flores membuat dia bertekad menguasai bahasa Indonesia secara otodidak dengan hanya mengandalkan buku.

Ketiadaan lawan bicara untuk mempraktikkan penggunaan Bahasa Indonesia di Sao Paulo membuat Maria kesulitan untuk membedakan antara satu kata dengan kata lain yang mirip seperti "bukti" dan "bukit".

"Tahun 2015 nanti saya akan kembali ke Flores, saya bisa belajar lebih banyak lagi," katanya.


Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014