Kudus (ANTARA News) - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden dipastikan akan mempertahankan keberadaan industri rokok kretek di Tanah Air, kata Nusron Wahid, anggota tim sukses Jokowi-JK.

"Mempertahankan industri hasil tembakau, terutama rokok kretek itu penting," ujarnya, ditemui usai deklarasi pemenangan Pasangan Capres dan Cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla dari relawan Nurson Wahid dan relawan buruh di Gedung Graha Mustika Getaspejaten, Kecamatan Jati, Kudus, di Kudus, Jateng, Sabtu.

Apalagi, lanjut dia, industri hasil tembakau saat ini sedang menghadapi berbagai ancaman dari sisi regulasi dan persaingan.

Regulasi paling pokok, yakni peraturan pemerintah dan paling gawat adalah Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau konvensi pengendalian tembakau.

"Selaku tim sukses Jokowi-JK, tentunya akan memperjuangkan supaya peraturan yang menyangkut industri hasil tembakau memiliki keadilan dan tidak hanya berfikir pada dimensi kesehatan melainkan tenaga kerja, penerimaan negara dan pertanian," ujarya.

Apabila rokok kretek dihilangkan, kata dia, nasib petani tembakau di Tanah Air yang jumlahnya mencapai jutaan petani, apakah pemerintah dalam waktu cepat sanggup melakukan pengalihan ke sektor pertanian lainnya.

Selain itu, kata dia, akan dihadapkan pada permasalahan 94.000 tenaga kerja yang bekerja di bidang industri rokok khususnya di Kudus, masalah "multiplier effect" ekonomi lainnya serta dimensi penerimaan negara juga perlu dipertimbangkan.

"Jika program pemerintah meningkat, pendidikan juga meningkat dan butuh infrastruktur, sedangkan penerimaan cukainya berkurang mau dialihkan ke sektor mana," ujarnya.

Menurut dia, hal yang paling dibutuhkan bukan hanya masalah pelindung, melainkan soal kebijakan atau regulasi yang adil terhadap industri rokok kretek, selama ini lebih cenderung pro terhadap industri rokok putih.

"Saya yakin Jokowi akan memperhatikan dimensi keadilan, karena dirinya juga lahir dari rakyat biasa bukan dari kalangan elit sehingga akan mementingkan dimensi kerakyatan dari pada dimensi elit," ujarnya.

Terkait upayanya menggandeng para buruh di Kudus, kata dia, sebelum menjadi tim sukses Jokowi-JK dirinya sudah biasa konsentrasi terhadap rakyat.

Bahkan, kata dia, dirinya merupakan satu-satunya anggota DPR ketika Undang-undang Kesehatan memasukkan tembakau sebagai zat adiktif.

"Satu sisi masalah kesehatan memang dibutuhkan, tetapi hal yang bisa merusak kesehatan tidak hanya tembakau. Saya justru heran eksplorasi yang merusak lingkungan hidup justru diberi insentif sedangkan yang menyerap pekerja dalam jumlah besar justru diberi regulasi yang menyulitkan dan pemerintah juga terkesan proinverstasi asing dibanding di dalam negeri," ujarnya.

Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa serta Jokowi-Jusuf Kalla.

(KR-AN/Z003)

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014