Rivalitas dengan Kolombia juga tidak sama dengan Chile, Argentina, ataupun Uruguay
Fortaleza, Brasil (ANTARA News) - Pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari percaya walau rivalitas di antara tim samba dan Kolombia tidak kental, pertandingan perempat-final Piala Dunia 2014 bakal menarik.

Anak asuh Scolari butuh tambahan 120 menit yang berujung adu pinalti untuk mengatasi Chile di babak 16 besar, (28/6). Kemenangan itu membuat skuat Brasil menangis di akhir laga.

Walaupun demikian, pelatih 65 tahun berharap para pemainnya dapat menunjukkan keahliannya di Fortaleza.

"Kolombia adalah tim yang bermain lebih teknikal daripada Chile," kata Scolari. "Chile punya kekuatan lebih dan mereka bermain dengan semangat yang membuat pertandingan berjalan berbeda."

Scolari juga menambahkan, "Rivalitas dengan Kolombia juga tidak sama dengan Chile, Argentina, ataupun Uruguay."

"Pertandingan lebih sulit ketika melawan Chile. Walau Kolombia merupakan tim yang diisi pemain bagus, tetapi kami tidak punya rivalitas itu dan membuat pemain kami merasa lebih nyaman."

Kapten Brasil, Thiago Silva juga menyuarakan hal senada dengan pelatihnya dan menyambut tantangan untuk menghentikan pencetak gol terbanyak Kolombia di empat pertandingan.

"Untuk saya yang bagus adalah tim yang akan bermain melawan kami dan Kolombia mempunyai teknik yang berbeda. Mereka bermain lebih terbuka dan itu membantu tim kami," kata bek Paris Saint-Germain pada Kamis.

"Lebih baik bermain dengan tim seperti itu daripada dengan tim yang menumpuk banyak pemain di belakang. Untuk bermain di 15 meter sangat sulit, tetapi ketika kami punya 70 atau 80 meter masih ada ruang dan kebebasan untuk kami bermain."

Karena menanggung 200 juta harapan warga Brasil, Scolari memanggil psikolog olahraga, Regina Brandao, pada sesi tambahan dengan para pemain pada Selasa.

Dan bintang Brasil, Neymar mengatakan sesi itu menimbulkan efek.

"Saya tidak pernah melakukan yang seperti ini sebelumnya dan saya menikmatinya," kata pemain 22 tahun itu.

"Di sepak bola, bukan hanya kami yang emosional dan membutuhkan psikolog. Saya pikir itu juga baik dilakukan oleh orang lain karena menimbulkan efek santai."

Neymar juga mengaku sudah pulih sepenuhnya untuk menghadapi Kolombia walau masih bermasalah dengan cedera paha dan lutut ketika melawan Chile.

Namun, salah satu kekhwatiran terbesar Scolari yakni kurangnya pilar untuk membantu Neymar ketika menyerang. Itu dibuktikan dari total delapan gol Brasil, setengahnya dicetak oleh Neymar. Sementara pemain lini depan lain seperti Fred, Jo, dan Hulk masih mencari permainan terbaik mereka.

Scolari diduga akan menduetkan Fred dan Hulk, tetapi harus memilih salah satunya karena Luis Gustavo terkena larangan bermain ketika melawan Chile. Pemain Tottenham Hotspur, Paulinho menjadi kandidat kuat unutk menggantikan Gustavo dengan pemain Manchester City Fernandinho yang bermain lebih ke dalam.

Scolari juga mengaku bisa menurunkan formasi 3-5-2 dengan pemain Napoli Henrique bergabung dengan David Luiz dan Silva di bek tengah.

Absennya Gustavo akan membahayakan tuan rumah karena Kolombia punya pencetak gol sementara, James Rodriguez.

Pemain Monako ini yang telah mencetak lima gol di empat pertandingan menggantikan absennya Radamel Falcao yang cedera. Dan masuknya Kolombia di delapan besar ini menjadi rekor terbaik sepanjang sejarah, pelatih Argentina mengaku menyarankan anak asuhnya untuk tak terbuai akan hal itu.

"Untuk Kolombia setiap pertandingan ialah tantangan baru dan langkah yang baru," kata Pekerman pada Kamis.

"Keduanya, Brasil dan kami tidak bisa berpikir tentang pertandingan yang lalu. Kami harus bermain dengan gaya kami sendiri dan mencoba untuk memaksakan gaya bermain kami ke mereka. Kuncinya ialah jangan percaya adanya favorit juara."

Rekor pertemuan keduanya yakni, Kolombia hanya pernah mengalahkan Brasil dua kali di 25 pertemuan sebelumnya dan hanya sekali bertemu di pertandingan yang kompetitif di Copa Amerika 1991, demikian AFP.

Penerjemah: Okta Antikasari
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014