Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Sutanto mengatakan, warga di Sulawesi Tengah tidak terprovokasi dengan kasus penembakan Sekretaris Umum Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), pendeta Irianto Kongkoli, M.Th di Jl Monginsidi, Kota Palu, Senin (16/10) lalu sekitar pukul 08.30 Wita. "Kita bersyukur masyarakat di sana tidak terpengaruh dengan kejadian itu," kata Sutanto usai memimpin acara serah terima jabatan Deputi SDM Kapolri dari Irjen Pol Baasyir Ahmad Barmawi kepada Irjen Pol Bambang Hadiono di Mabes Polri, Rabu. Kapolri meminta kepada masyarakat untuk menjaga situasi agar tetap tenang pasca penembakan yang menewaskan salah satu tokoh agama itu. "Kondisi ii harus kita jaga. Jangan sampai terprovokasi pihak-pihak yang menginginkan konflik terjadi lagi," ujarnya. Menurut Sutanto, penembakan itu bertujuan untuk membenturkan dua kelompok di Sulteng yang dulu pernah terlibat konflik. "Kejadian ini merupakan bukti akan adanya upaya untuk mengacaukan suasana. Jangan sampai kita terpengaruh," ujar mantan Kapolda Sumatera Utara dan Jawa Timur ini. Ia mengatakan, tim penyidik Polda Sulteng yang diperkuat dari Mabes Polri terus mengejar tersangka dalam penembakan itu. Pendeta Irianto tewas ditembak di kepala saat saat hendak berbelanja bahan bangunan di toko Sinar Sakti, Jl Monginsidi. Korban segera dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bala Keselamatan Palu, di Jln Wood Ward yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari TKP untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, korban yang mengalami luka tembak di bagian kepala itu akhirnya meninggal dunia. Polri mengaku telah mengetahui identitas penembakan pendeta Irianto. Penembakan itu menambah daftar panjang tindak kekerasan di Sulteng dengan menggunakan senjata api. Sebelumnya, aktivis gereja, R Tadjoja tewas ditembak orang tak dikenal awal tahun 2003. Pendeta Susianti Lusiana Tinulele juga tewas ditembak pada 18 Juli 2004 saat ia berkhotbah di depan jemaatnya di Gereja Effatha, Palu Selain itu, jaksa Ferry Silalahi tewas ditembak tahun 2003 lalu, sedangkan seorang pedagang emas, William juga ditembak pada Pebruari 2006.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006