Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI periode 1966-1998, HM Soeharto, hanya sejenak mampu menerima kunjungan khalayak yang ingin bersilaturahmi berlebaran di rumahnya, Jalan Cendana Nomor 8-10, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa. Sejak Shalat Idul Idul Fitri 1427 Hijriah yang dilakukan di dalam lingkungan rumahnya, menurut kalangan dalam Keluarga Cendana, Pak Harto yang sudah tidak kuat berdiri dalam waktu lama itu, ternyata langsung menyiapkan diri menerima kunjungan sejumlah kalangan. Sejumlah tamu yang datang untuk berhalal bi halal, antara lain Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid, dan Wakil Presiden periode 1992-1998, Try Sutrisno. Selain itu, sejumlah pejabat dan mantan pejabat negara, serta tokoh masyarakat berkesempatan bersilaturahmi dengan Pak Harto. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Djoko Santoso, termasuk salah seorang yang berkesempatan bersilaturahmi sekaligus berjabat tangan dengan Pak Harto. "Bapak sehat di dalam. Namun, sepertinya tidak bisa mengenali beberapa di antara kita," ujarnya kepada pers saat keluar dari kediaman Pak Harto. Acara silaturahmi itu, menurut Keluarga Cendana, memang tidak terbuka untuk semua kalangan, dan hanya orang-orang tertentu yang diizinkan masuk oleh para pengawal keluarga Pak Harto, sehubungan dengan kondisi fisiknya yang lemah. Semua anggota Keluarga Cendana dilaporkan hadir dalam acara tersebut, kecuali putra bungsu Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto (almarhumah), yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy, lantaran ia masih menjalani hukuman penjara di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, berkaitan dengan kasus pembunuhan Hakim Agung Kartasasmita. Menjelang pukul 11.30 WIB, para pengawal Keluarga Cendana tampak menutup pagar besi di Jalan Cendana 8-10. Namun, beberapa pejabat negara, antara lain Wakil Ketua DPR, Syamsul Ma`arif, dan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, masih dapat masuk ke kekediaman Pak Harto. Sementara itu, puluhan orang yang mengaku datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Tengah (Jateng) yang tiba sejak pukul 08.00 WIB di luar halaman Jalan Cendana 8-10 tersebut terlihat menunggu kesempatan untuk bertemu dengan Pak Harto. "Saya datang dari jauh sebagai anak kepada bapaknya. Kan tidak tidak salah anak meminta maaf kepada bapaknya," kata Immanuel Robusey, warga NTT yang mengaku sengaja datang melalui Surabaya untuk berlebaran ke rumah Pak Harto itu. Setelah mencoba bernegosiasi dengan petugas kepolisian dan pengawal pribadi Keluarga Cendana, mereka tetap tidak diizinkan memasuki halaman rumah bercat hijau itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006