Jakarta (ANTARA News) - Investasi kelistrikan yang dibutuhkan PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) sampai dengan 2015 diperkirakan mencapai 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang dialokasikan untuk pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, demikian Bank Dunia (World Bank/WB). "Perkiraan kebutuhan listrik semakin meningkat, untuk itu perlu investasi maksimal," kata Country Director World Bank Indonesia, Andrew Steer, dalam acara Indonesia Infrastrucutre 2006 di Jakarta, Rabu. Dana penanaman modal senilai 40 miliar dolar AS itu, menurut dia, sebaiknya dialokasikan untuk tiga hal yang menjadi prioritas, yaitu pembangkit listrik senilai 27 miliar dolar AS, transmisi litrik senilai lima dolar AS, dan distribusi listrik senilai delapan dolar AS. "Kami siap untuk berinvestasi," katanya. Dengan dana yang dialokasikan secara tepat tersebut, ia menilai, PLN diperkirakan akan mampu mencapai angka pertumbuhan 8,5 persen sampai dengan 2015. Lebih lanjut, Steer mengatakan, investasi itu juga efektif untuk meningkatkan angka akses masyarakat terhadap listrik. Sampai 2014, ia mengemukakan, diperkirakan jumlah kelompok masyarakat yang dapat mengakses listrik mencapai 245 juta, meningkat dari 218 kelompok masyarakat pada 2004, dan jumlah itu akan terus meningkat menjadi 276 juta kelompok masyarakat pada 2020. Dengan kata lain, ia menegaskan, hal tersebut menunjukkan investasi yang cukup akan menurunkan jumlah kelompok masyarakat yang tidak bisa mengakses listrik dari 73 juta pada 2004 menjadi 28 juta kelompok masyarakat pada 2020. Selain itu, ia menilai, penurunan juga akan terjadi pada jumlah kaluarga yang tidak bisa mengakses listrik dari 15 juta pada 2004 menjadi 6 juta pada 2020. Hal itu, kata Steer, menunjukkan sedikit-dikitnya ada 20 juta pembukaan jaringan listrik baru sampai 2020. "Sampai 2020, diprakirakan tingkat akses listrik masyarakat Indonesia akan mencapai 90 persen," katanya. Sampai saat ini, WB melalui jaringannya di Indonesia, salah satunya International Finance Corporation (IFC), sedikit-dikitnya telah mencairkan dana investasi infrastruktur senilai sepuluh miliar dolar AS. Dana tersebut dibagi untuk pengembangan proyek dari berbagai sektor, seperti transportasi senilai empat miliar dolar AS, energi senilai tiga miliar dolar AS, dan bidang perkotaan, air serta sanitasi senilai tiga miliar dolar AS. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006