Banjarmasin (ANTARA News) - Kabut asap tebal yang kembali menyelimuti kawasan Kota Banjarmasin membuat gelap hingga wilayah udara Banjarbaru, sekitar 35 km dari ibukota Provinsi,Kalimantan Selatan. Dari pemantauan ANTARA, Selasa, kabut asap tebal yang kembali menyelimuti Banjarmasin dan sekitar kawasan Bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru mengakibatkan aktivitas penerbangan ditunda empat jam dan penerbangan kembali dibuka sekitar pukul 11.00 Wita dari jadual semula dimulai pukul 07.00 Wita. Jarak pandang di Banjarmasin masih terbatas berkisar 100 meter dan dirasakan mengganggu para pengguna jalan raya. Sementara jarak pandang di sungai justru lebih parah, karena jarak pandang di bawah lima meter. Dalam dua hari lalu kabut asap di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan mulai menipis, sehingga lazuardi langit terkadang masih bisa terlihat pada pagi hari setelah sepekan lalu terjadi serangan kabut asap tebal. Namun lazuardi langit yang sempat terlihat kembali menghilang dan matahari seakan tertutup, sehingga sang surya,itu hanya tampak bundar berwarna kemerahan, serta pemandangan di "kota seribu sungai" Banjarmasin pun agak gelap akibat tertutup kabut asap. "Tampaknya hari ini agak cerah, karena langit biru dan awan-awan putih bergerak bisa terlihat," ujar Mugeni (40), warga Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin Selatan, dalam perbicangan Selasa pagi, sekitar pukul 07.00 Wita. Namun seakan dalam sekejap cuaca cepat berubah, kabut asap mulai merayap masuk wilayah ibukota Kalsel yang tak terdapat kawasan kebakaran hutan dan lahan atau jauh dari areal bencana tersebut. "Wah nampaknya cepat sekali keadaan cuaca berubah dari terang menjadi gelap karena kabut asap," ujar Aman (36), warga Kota Banjarmasin. Akibat kabut asap tebal itu pula pengemudi kendaraan bermotor, baik roda empat (mobil) maupun roda dua (sepeda motor) juga kembali menyalakan lampu kendaraannya guna menghindari kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Selain itu, pengemudi kendaraan bermotor pun tak bisa mengendarai dengan kecepatan tinggi, tapi harus ekstra hati-hati seperti sering membunyikan klakson (toter) terutama pada kawasan yang agak gelap. "Mudah-mudahan dengan dilakukannya bom air nanti pada kawasan kebakaran hutan dan lahan, kabut asap bisa hilang atau setidaknya berkurang dari hari-hari sebelumnya, sehingga aktivitas masyarakat tak terganggu," ujar beberapa warga di Banjarmasin itu. Sementara para penjaja masker menggunakan kesempatan dalam suasana kabut asap itu, dengan menawarkan alat pengaman hidung dan mulut tersebut di jalanan per buah berkisar antara Rp1.000 - Rp1.500. Dari rapat penanggulangan bencana asap, Senin (6/11), pelaksanaan bom air untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan di Kalsel direncanakan pekan ini dengan menggunakan pesawat yang disewa dari Rusia. Pesawat dari "negeri beruang merah" itu sendiri mampu membawa air sebanyak 12 ton dan dijadwalkan tiba di Banjarmasin, Rabu (8/11) setelah melakukan pemadaman di kawasan Sumatera Selatan pekan lalu. (*)

Copyright © ANTARA 2006