Banyak warga Indonesia sendiri justru menjadi 'tangan kanan asing' dan rela menjual, menggadaikan negerinya untuk asing.
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmon J Mahesa, menyebutkan aparat keamanan terkesan menjadi centeng pemilik modal ketimbang menjadi pelindung rakyat.

Desmon mengatakan, beberapa kejadian seperti di Bima (NTB), Mesuji Lampung mengindikasikan perilaku aparat yang menyimpang. Padahal reformasi telah memberikan peran dan kewenangan polisi yang besar, serta ditunjang dengan anggaran yang besar.

"Sangat disayangkan kalau kewenangan yang besar itu justru disalahgunakan untuk memusuhi rakyatnya sendiri. Padahal secara fisolofis, negara dibangun atas dasar kepercayaan rakyat, maka seyogyanya harus melindungi kebutuhan rakyatnya, bukan mendukung aktivitas para pemilik modal," kata Desmon di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan, aparat keamanan ikut memberi kontribusi meruntuhkan semangat dan sendi-sendi persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia.

"Perilaku 'asong' inilah yang menyebabkan Indonesia masih terjajah," kata Desmon.

Ia menuturkan, perilaku aparat keamanan yang berperan sebagai 'asong' tak terlepas dari peran Hindia Belanda saat menjajah Indonesia.

Saat terjadi penjajahan,  memang ada pribumi yang membantu dan melayani penjajah. Termasuk pasukan militer Belanda seperti KNIL yang menggunakan orang Indonsia sendiri untuk menjadi anggotanya dan siap bertempur melawan saudaranya sendiri.

"Fenomena seperti itu masih berjalan meski kita sudah merdeka 70 tahun lamanya. Banyak warga Indonesia sendiri justru menjadi 'tangan kanan asing' dan rela menjual, menggadaikan negerinya untuk asing," kata Desmon.

Apa yang terjadi dengan tentara KNIL, yang merupakan pasukan Belanda di mana 77 persen adalah warga negara Indonesia atau pribumi tidak berubah meskipun zaman sudah berubah. 

"Rupanya perkembangan zaman tidak membuat paradigma KNIL berubah dan lapuk. Bahkan sekarang ini kita dapatkan orang berlomba-lomba untuk menjadi Neo KNIL alias 'asong' dengan iming-iming materi, gengsi dan kehormatan. Mereka yang hari ini mentalitasnya budak penjajah justru bangga menjadi Londo Ireng," pungkas politisi Partai Gerindra itu.

(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014