Jakarta (ANTARA News) - Setelah dinobatkan sebagai Duta Pendidikan Kesetaraan Depdiknas, Peggy Melati Sukma ingin berbuat lebih banyak agar tidak ada lagi siswa Putus sekelah di Indonesia. "Saya tidak mau menjadi `duta etalase` yang berarti tidak menyumbangkan apapun sementara saya mendapatkan kompensasi dari mereka yang menunjuk saya sebagai duta," katanya dalam acara peluncuran Kampanye Peduli Pendidikan Kesetaraan 2006-2007 di Jakarta, Rabu. Lulusan FISIP UI itu mengungkapkan, penugasan ini diterimanya melalui surat dari pihak Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pada 30 Oktober lalu. Ia mengaku, beberapa bulan sebelum penerimaan surat penugasan dia telah mempelajari mendalam mengenai pendidikan kesetaraan diantaranya dengan terus berkonsultasi, berinteraksi, dan berkomunikasi khususnya dengan Dirjen Pendidikan Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas. Kini, Peggy merasa memiliki wawasan yang lebih baik mengenai pendidikan kesetaraan. Dia juga senang karena turut menyumbangkan pemikirannya. Artis yang terkenal dengan kata "pusing" itu juga menuturkan, jika untuk kepentingan bangsa dan negara, maka sebagai warga negara yang baik dia tidak bisa mengatakan tidak terhadap tugas yang diembannya kini. Pendidikan kesetaraan lebih dikenal dengan Kejar Paket A, B, dan C, lanjutnya, sangat penting untuk menyelamatkan warga negara Indonesia agar bisa terus melanjutkan pendidikan dan tidak putus sekolah. "Sejak kecil saya telah dibiasakan untuk `berkompetisi` agar mendapat prestasi yang sebaik-baiknya, tidak hanya dalam pendidikan formal tetapi juga nonformal," ujar artis berusia 30 tahun itu. Peggy saat ini juga telah mendirikan yayasan untuk membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu agar memperoleh pendidikan formal. Yayasan itu juga mengusahakan sebuah "shelter" untuk memberikan pendidikan nonformalnya khususnya di bidang seni. Peggy Melati Sukma diangkat sebagai Duta Pendidikan Kesetaraan Depdiknas dalam jangka waktu satu tahun. Hadir dalam acara tersebut antara lain artis yang juga aktivis "home-schooling", Desak Made Hughes.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006