Denpasar (ANTARA News) - Upaya rehabilitasi terumbu karang tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan tutupan karang hidup pada lokasi-lokasi yang mengalami kerusakan, tetapi juga memiliki manfaat lain, seperti tempat berkumpulnya anekaragam ikan. "Program rehabilitasi terumbu karang itu juga dapat dijadikan sebagai ajang pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pelibatan masyarakat dalam melakukan pembudidayaan karang yang akan digunakan untuk melakukan rehabilitasi," kata Sukma Dewi dari Bali Aquarium Denpasar, Senin (20/11). Dewi mengatakan, Dinas Lingkungan Hidup pada anggaran 2004 lalu telah melakukan rehabilitasi terumbu karang di Pulau Serangan dan pantai Sanur Kota Denpasar sebagai "pilot project", yang menunjukkan hasil cukup baik, dimana karang yang ditransplantasikan berkembang dengan baik dan areal rehabilitasi sudah menjadi habitat ikan. "Berdasarkan hasil tersebut maka pada anggaran 2006 perlu kembali dilakukan upaya yang sama untuk meningkatkan tutupan karang hidup, di lokasi-lokasi terumbu karang yang mengalami kerusakan dan sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan pesisir," kata Dewi, dalam acara hasil monitoring rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Sanur dan Pulau Serangan Kota Denpasar. Dikatakan, pembibitan karang dimulai pada Juli 2006, dengan 13 spesies karang yang dibudidayakan, yakni acropora parilis, acropora formosa, acropora loripes, acropora tenuis, acropora horrida, acropora milllepora, acropora humilis. "Juga dibudidayakan jenis montipora aequituberculata, montipora capricornis, montipora digitata, hynophora rigida, pocillopora veruccosa dan Stylophora pistilata," ujar Dewi. Ia memaparkan, lokasi rehabilitasi terumbu karang di Pulau Serangan merupakan "blank spot" dengan dasar perairan berupa pasir dan topografi dasar laut relatif datar, yang berada pada kedalaman delapan meter "mean sea level" (MSL). "Jadi luas areal kawasan yang direncanakan untuk direhabilitasi adalah tiga hektar, lokasi ini merupakan bekas pengerukan untuk reklamasi Serangan," katanya. Dewi menambahkan, jarak lokasi rehabilitasi dari terumbu karang alami lebih kurang 40 meter dan jarak dari pantai terdekat lebih kurang 300 meter. "Metode yang digunakan dalam reabilitasi ekosistem terumbu karang di Pulau Serangan dan pantai Sanur adalah metode perpaduan antara `artificial reef` (terumbu buatan) dan transplantasi karang hasil propagasi," ucapnya. Membaik Sementara itu kondisi terumbu karang di sepanjang perairan Pantai Sanur, Bali pada periode 2006 menunjukkan hasil peningkatan yang cukup baik. "Hal ini mengindikasikan bahwa tekanan yang dialami oleh pengaruh alami atau karena pengaruh dari aktivitas manusia, masih dapat ditoleransi oleh lingkungan terumbu karang," kata Kasubdin Pemantauan dan Pemilihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Denpasar, Nyoman Pujana SH. Dihadapan peserta "mengenai laporan monitoring kondisi ekosistem terumbu karang Pantai Sanur dan Serangan", Pujana mengatakan, kemampuan terumbu karang untuk bertahan dari tekanan lingkungan juga memiliki batas toleransi. Pihak Dinas Lingkungan Hidup memonitoring terumbu karang di sekitar Pantai Sanur tahun 2005 ditemukan beberapa jenis karang yang tertutup oleh pasir. "Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan monitoring tahun 2006, namun kondisi tersebut ada peningkatan yang lebih baik. Kalau itu tidak terus ditingkatkan secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya kematian terumbu karang," kata Pujana. Matinya terumbu karang dapat terjadi karena sedimentasi secara terus menerus, sebab sedimentasi merupakan penyebab yang mendapat sedikit bagi kematian terumbu karang. "Sedimen dapat menutupi polip-polip karang sehingga cahaya akan ter-alang, hal tersebut akan menyebabkan organisme fotosintetik juga teralang," jelasnya. Dikatakan, kondisi karang hidup di kedalaman tiga hingga sepuluh meter pada 10 site penelitian di sepanjang Pantai Sanur tersebut, menunjukkan prosentase penutupan karang yang hampir sama yaitu berkisar antara 44 - 45 persen. Prosentase penutupan karang hidup pada kedalaman tiga meter ditemukan paling tinggi di stasiun lima dengan penutupan 67,34, sedangkan kedalaman 10 meter di stasiun satu mencapai 64,17. "Penutupan karang pada kedalaman tiga meter cenderung lebih rendah di beberapa lokasi pengamatan yang dimungkinkan disebabkan oleh pasang surut air laut yang sangat tinggi," kata Pujana. Pujana menambahkan, kondisi perairan Pantai Sanur pada waktu surut, khususnya di Pantai Semawang dan sekitarnya mencapai kurang lebih satu kilometer, sehingga tekanan terhadap karang akan semakin tinggi. Namun secara umum kondisi terumbu karang di Pantai Sanur mulai mengarah pada pertumbuhan yang lebih baik. Penutupan karang pada 10 site penelitian itu juga menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan karang, khususnya "soft coral" dan beberapa dari jenis acropora.(*)

Copyright © ANTARA 2006