Batam (ANTARA News) - Mimpi Suparjan (84) menunaikan rukun Islam yang kelima, naik haji, terwujud berkat tetesan karet yang ia kumpulkan dari kebunnya yang hanya beberapa hektar di Riau. "Alhamdulillah, bisa pergi juga," kata Suparjan di asrama haji Batam beberapa saat sebelum berangkat menuju Jeddah, Minggu. Ia bercerita, setiap hari ia harus menjelajahi kebun karet sendirian, tanpa ada seorangpun pekerja ataupun anaknya yang membantu. "Dari jam enam pagi sampai jam 12 siang bapak di kebun," kata veteran perang melawan Belanda itu. Sebagai pensiunan TNI AD, jemaah haji tertua (di panitia ditulis 82 tetapi Suparjan mengaku 84 tahun) itu mengatakan uang pensiun hanya cukup untuk makan ia dan istri. Sehingga, untuk mewujudkan mimpinya, ia harus mencari tambahan lain. "Jual tanah sedikit, hanya sedikit lho... . Jadi, uangnya juga sedikit," katanya sambil menyunggingkan senyum, memperlihatkan barisan gigi yang sudah tidak lengkap lagi. Lelaki kelahiran Blora, Jawa Tengah, 1 Januari 1922 itu tidak nampak tua di tengah-tengah jamaah haji yang berusia sekitar 40 tahun. Berdiri pun masih tegak. Bila dibanding beberapa jamaah yang berusia lebih muda darinya yang menggunakan tongkat, ia terlihat gagah. "Mungkin karena senang, jadi saya tidak sakit," katanya. Guratan kerut di wajahnya menampakkan bahagia. Senyum tak lepas dari bibirnya. Sudah terbayang di benaknya doa-doa yang akan ia panjatkan di rumah Tuhan. "Saya ingin berdoa agar Allah menjaga iman saya, juga biar anak-anak saya bisa nyusul naik haji," katanya. Ketika sudah saatnya memasuki bus yang akan mengantarnya ke bandara, ia mengambil sebuah tas plastik berwarna merah. "Isinya rendang dan sambal, buat makan di sana," katanya menerawang. Ia pun melangkah menuju bus. Meski tidak diantar istri ataupun anaknya sampai Batam, siang itu, ia akan mewujudkan mimpinya. Dengan lantah mantap, tanpa di bantu seorang petugas pun, kakinya menaiki bus yang akan membawanya ke Bandara Hang Nadim, lalu mewujudkan hasratnya beribadah di Mekkah.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006