Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, Kamis, menyatakan belum menyerah untuk melanjutkan perundingan pelucutan senjata nuklir dengan Korea Utara (Korut) dan berharap dapat melanjutkan pembicaraan bulan ini. "Kami masih berharap bahwa kami dapat mengadakan pembahasan, mengadakan babak baru pembicaraan bulan ini," kata jurubicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack dikutip AFP. "Kami tak siap untuk `melempar handuk` pada tahap ini," kata McCormack setelah pertemuan awal antara diplomat AS, Korut dan China di Beijing pekan lalu gagal menyelesaikan rintangan bagi dilanjutkannya perundingan lebih besar yang juga melibatkan Korea Selatan (Korsel), Jepang dan Rusia. Tetapi pejabat Departemen Luar Negeri AS tersebut menyatakan Washington "juga takkan berusaha mendorong agar sesuatu dikerjakan pada Desember jika itu berarti pembicaraan ini tak disiapkan secara baik sebagaimana mestinya". "Jika adalah masalah menunggu selama beberapa pekan, jadi biar lah apa adanya," katanya. "Kuncinya ialah kembali ke meja dengan cara yang layak dan asalkan keadaan telah tercipta sehingga anda dapat membuat kemajuan," katanya. McCormack menanggapi komentar yang dilaporkan dari seorang diplomat Korut yang tak disebutkan namanya dan mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax bahwa perundingan resmi tak dapat dilanjutkan bulan ini sebagaimana diharapkan. "Dilanjutkannya proses pembicaraan pada Desember 2006 tak mungkin --tanpa perubahan dalam posisi Amerika-- dalam waktu dekat," kata diplomat tersebut setelah babak pembicaraan paling akhir di Beijing sebagaimana dikutip Interfax. Korut pada prinsipnya setuju pada Oktober untuk kembali ke perundingan enam pihak setelah terkena sanksi PBB karena melakukan ujicoba bom nukli pertamanya awal bulan itu. Pembicaraan enam pihak dimulai pada penghujung 2003 tapi Pyongyang meninggalkan proses tersebut setahun lalu, setelah Washington menjatuhkan sanksi ekonomi atas negeri tersebut. Sanksi itu tak memiliki hubungan langsung dengan masalah nuklir. Kemungkinan diredakannya sanksi adalah salah satu tawaran yang diajukan oleh Washington jika Pyongyang bersedia kembali ke meja perundingan dengan dasar kesepakatan September 2005. Berdasarkan persetujuan itu, Korut berjanji akan menghentikan program senjata nuklirnya. Menurut Interfax, diplomat Korut tersebut mengatakan pemerintahnya menuntut sebagai syarat bagi dilanjutkannya perundingan "pemindahan senjata nuklir Amerika dari Korsel dan negara lain di wilayah tersebut". McCormack menyampaikan kembali sikap AS, yang kembali disampaikan dalam kesepakatan September 2005 dengan Korut, Amerika Serikat "tak memiliki senjata nuklir di Semenanjung Korea dan tak memiliki maksud untuk menyerang atau menyerbu DPRK (Korea Utara) dengan senjata konvensional atau nuklir".(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006