Bandung (ANTARA News) - Pihak PT Lapindo Brantas Inc. mengakui bahwa sumur dari proyeknya di Sidoarjo, Jawa Timur, yang mengeluarkan luapan lumpur lebih baik dibiarkan hingga habis, karena tidak bisa disumbat, dan bila sumur disumbat dikhawatirkan lumpur meluap dari lokasi lain. "Kalau mencoba mematikan lubang sumur dengan cara menutup atau menyumbat, maka akan sulit, bahkan para pakar geologis berpendapat bahwa luapan lumpur panas itu tidak bisa dihentikan", kata Manajer Eskplorasi PT Lapindo Brantas Inc., Ir. Bambang Istiadi, kepada pers usai melakukan mengisi seminar mengenai dampak bencana Mud Volcano di Sidoarjo, di Bandung, Senin. Namun, kata dia, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sudah menyatakan bahwa seberapa pun kecil kemungkinannya, maka upaya penyumbatan itu tetap harus dilakukan, dan pihak PT Lapindo Brantas Inc. akan terus mengupayakannya. Dikatakannya, saat ini terdapat 31 titik semburan kecil lumpur panas dan terdapat satu titik semburan yang besar, dan bila satu titik besar itu ditutup, maka akan keluar lumpur di titik lainnya dalam satu bidang tersebut. Bahkan, menurut dia, para pakar geologi meyakinkan bahwa daripada uang tersebut digunakan untuk menyumbat sumur, lebih baik uang tersebut digunakan untuk dikonsentrasikan untuk memperbaiki daerah yang terendam sumur panas, serta merelokasi warga. Para pakar geologi yang berpendapat seperti itu, katanya, berasal dari Amerika Serikat (AS), Norwegia, Itali, Rusia, bahkan pada akhir Desember 2006 akan ada pakar dari Jepang untuk membantu menyelesaikan permasalahan lumpur panas yang tiada hentinya itu. Menurut Bambang, saat ini kedalaman lumpur panas itu sekitar 3,5 meter hingga empat meter, karena setiap harinya kedalamannya bertambah tiga centimeter, serta daerah yang terendam lumpur panas sangat rentan sekali terjadinya bahaya, karena bisa amblas. Sementara itu, Kepala Puslit Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnaen, sependapat bahwa semburan lumpur panas dari sumur di proyek PT Lapindo Brantas Inc. itu akan sulit dihentikan, kalau disumbat, lumpur akan keluar dari daerah lain. "Menutup sumur tersebut akan berhadapan dengan zona patahan yang labil dan potensi amblasnya kawasan tersebut sangat besar", katanya. Ia menyebutkan, menutup sumur PT Lapindo Brantas Inc. tidak bisa dilakukan layaknya menutup sumur bor. Ia menyarankan, agar kawasan Sidoarjo yang terendam oleh lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. lebih baik disterilkan dari aktivitas manusia, karena dikhawatirkan akan terjadi bencana kembali sebab kawasan tersebut sangat mudah amblas. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006