Surabaya (ANTARA News) - Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (Timnas PSLS) kini mengalirkan luberan lumpur dari proyek PT Lapindo Btrantas Inc. ke arah selatan melalui saluran dari Desa Jatirejo ke pusat semburan yang dialirkan ke "spill way" (pelimpah). Ketua Timnas PSLS, Basuki Hadimulyono, mengemukakan hal itu di Surabaya, Senin, usai melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Imam Utomo, dan jajaran terkait di Rumah Dinas Gubernur Jatim di Jalan Imam Bonjol, Surabaya. Pertemuan tersebut dilakukan dalam rangka menyampaikan persiapan laporan lanjutan Gubernur Jatim kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait perkembangan penanganan luapan lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. "Kemarin Pak Gubernur bertemu Presiden di Yogjakarta. Beliau diminta Presiden untuk melaporkan hal-hal apa saja, yang diminta Presiden, sampai seberapa jauh dampaknya secara sosial dan ekonomi," tuturnya. Basuki menegaskan, program yang dilakukan Timnas PSLS adalah mengalirkan lumpur ke arahselatan lagi. "Penyalurannya langsung dari big hole (pusat semburan) ke arah selatan, kemudian mengalir ke spill way. Ini sudah saya lakukan sejak Kamis lalu. Mudah-mudahan pekan ini bisa kita alirkan ke selatan lagi," ujarnya. Ditanya pers mengenai tanggul kolam penampungan (pond) B yang jebol, dia mengatakan, jebolnya tanggul tersebut membuat pihaknya berusaha mengalirkan lumpur ke selatan, dan kemudiaan menutup jebolan itu. Ia menjelaskan, tanggul tersebut sudah runtuh dan posisinya turun, sehingga dam lebih rendah dari tanggul utamanya. "Makanya, di sebelah selatan relief well I saya kepras lagi, saya bikin saluran lalu dikeruk," katanya. Relief well adalah proses pengeboran secara miring. Dia juga menegaskan, kalau spill waysiap beroperasi, maka kalau ada lumpur atau hujan yang mengalir ke sana dapat dipompa. Pada kesempatan tersebut, dia juga membantah adanya berita yang mengatakan kalau spill well terendam lumpur. "Kalau ada endapan, karena tidak ada aliran, kalau ada aliran kita sudah menyiapkan pengencer-pengencerannya. Saya ndak percaya spill way terendam lumpur, kalau itu kita bersihkan. Itu untuk mempersiapkan aliran lumpur atau air hujan yang masuk kesana," ujarnya. Berkaitan dengan proses ganti rugi warga, dia mengatakan, pihaknya sudah menangani, hanya saja warga meminta kepastian gantu ruginya kepada bupati, sehingga pihaknya tinggal menunggu bupati "Tentang mekanisme, kalau sertifikat dan sebagainya, itu hak Pak Bupati. Yang penting, sertifikat kepemilikan yang sah. Bukti itu tidak hanya sertifikat, asal diketahui bupati dan dinas terkait," demikian Basuki. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006