Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro membantah, luapan lumpur yang menggenangi Desa Ketapang Keres, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Senin (18/12), adalah akibat jebolnya tanggul penahan lumpur PT Lapindo Brantas. "Tidak ada tanggul yang jebol. Yang ada hanyalah aliran lumpur menuju ke utara dan desa yang tergenang itu adalah desa yang sudah tergenangi ketika ada pipa gas PT Pertamina yang meledak beberapa waktu lalu," katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa. Saat ini menurut menteri, pihak terkait sedang menangani desa yang tergenang lumpur itu. "Selasa pagi ini, ada rapat yang dihadiri anggota Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Panas, gubernur Jawa Timur, dan aparat terkait lainnya guna membahas masalah ini, termasuk upaya penyelamatan warga desa," katanya. Mengenai relokasi kediaman warga yang terkena dampak banjir lumpur itu, ia mengatakan, pihak terkait belum memutuskan hal itu. Namun, Purnomo menepis tudingan bahwa Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Panas lamban dan tidak mampu menangani masalah tersebut. Dalam pandangan Purnomo, kunci utama penyelesaian masalah itu adalah penghentian semburan lumpur. Seperti diberitakan sebelumnya, akibat hujan yang cukup deras pada Senin kemarin, luapan lumpur Lapindo semakin meluas ke desa Ketapang Keres yang terletak di sebelah utara dari pusat semburan. Luapan lumpur itu mendekati jalan protokol Sidoarjo-Porong. Luapan lumpur yang disertai asap tebal putih itu mendekati jalur rel Kereta Api (KA) yang hanya berjarak sekitar lima meter dan 10 meter dari jalan raya protokol. Meluasnya luapan lumpur ini, karena tanggul di Pond A (kolam penampungan lumpur) Desa Renokenongo, Siring Jebol dan tanggul di dekat pabrik sabun Tanggulangin, mengalami overtopping. Akibat meluasnya luapan lumpur ini, sempat membuat pengguna jalan di jalan raya Porong khawatir, sehingga menimbulkan kemacetan hebat di jalur Tanggulangin-Porong. Bahkan, pintu keluar tol Porong ditutup dan pengguna tol diminta keluar di pintu tol Sidoarjo. Kekhawatiran para pengguna jalan itu, karena di jalur itu belum ada tanggul sama sekali. Namun beruntung meluasnya luapan lumpur ke Ketapang Keres itu, sekitar pukul 19.00 WIB mengecil, sehingga tidak sampai menutup rel KA dan jalan protokol Tanggulangin-Porong. Meluasnya luapan lumpur ke Ketapang Keres ini, juga membuat warga setempat mengungsi ke Pasar Baru Porong, meskipun di tempat penampungan darurat itu sudah dihuni ribuan pengungsi warga Perumahan Tanggulangin Sejahtera (TAS) I, yang sebelumnya sudah "tenggelam" oleh luapan lumpur. Juru bicara Timnas Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Panas, Rudi Novrianto mengakui bahwa melubernya luapan lumpur ke Desa Ketapang Keres karena tanggul di sekitar TAS I mengalami "overtopping" dan tanggul di pon A jebol. "Kami sekarang ini sedang berupaya menguatkan tanggul di pond A dan meninggikan tanggul di Perum TAS I dan sekarang aliran lumpur mulai berkurang," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006