Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mengoptimalkan operasi kemanusiaan di Sumatera menyusul bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah di propinsi itu, terutama Naggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut). "Hingga hari ketiga musibah banjir di NAD dan Sumut, TNI telah mengerahkan sekitar 1.000 personel ke Aceh dan Sumut," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Pertama Mohammad Sunarto Sjoekronoputro kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu. Dijelaskannya, untuk penanganan banjir di Langkat (Sumut), TNI telah mengerahkan sekitar 264 personel dari ketiga angkatan, ditambah peralatan berat, perlengkapan dapur umum, dan rumah sakit lapangan. Sedangkan, di Propinsi Aceh, TNI telah mengerahkan sekitar 700 personel terutama di Aceh Utara dan Aceh Tamiang, yang sangat parah kondisinya karena terjangan banjir. Sampai Minggu (24/12) tercatat 114 orang tewas tersebar di Kecamatan Ranto, Kejuruanmuda, Karang Baru, Sekrak, Serway, Simpang Kiri dan Pulau Tiga. Sedangkan ratusan warga lainnya dinyatakan masih hilang. Untuk itu, tambah Sunarto, TNI telah mengerahkan 657 personel ke Aceh Tamiang dan Aceh Utara, dua unit helikopter, satu unit dapur lapangan, delapan orang tenaga medis, tujuh tenda peleton, sebelas ton beras, 2000 kardus mie instan. "Selain itu, TNI juga menyiagakan 182 personel emapt unit truk dan enam tenda peleton," katanya. Enam kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam, akhir pekan ini dilanda banjir yang disertai longsor. Pada Sabtu (23/12) dilaporkan, sedikitnya delapan orang tewas, dua orang hilang, dan lebih dari 70.000 warga mengungsi. Kepala Dinas Sosial Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Ridwan Sulaiman, mengatakan, daerah yang dilanda banjir itu mencakup 43 kecamatan, masing-masing 12 kecamatan di Aceh Tamiang, lima kecamatan di Aceh Timur, 16 kecamatan di Aceh Utara, tiga kecamatan di Bireuen, lima kecamatan di Gayo Lues, dan dua kecamatan di Bener Meriah. Kepala Bagian Humas Provinsi NAD Nurdin F Jos mengatakan, korban tewas akibat banjir ditemukan di Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, sebanyak lima orang dan di Kecamatan Pinding, Gayo Lues, satu orang. Di Bener Meriah, banjir diikuti longsor. Ratusan rumah dan beberapa jembatan hancur. Seorang warga Kecamatan Permata dipastikan tewas, sedangkan dari Kecamatan Syiah Utama dilaporan dua orang tewas dan dua lainnya masih hilang. Sementara itu, di Aceh Utara bagian hulu air sudah mulai surut dan hanya menggenangi daerah Tanah Luas, Lhok Sukon, yang berada di hilir. Banjir juga terlihat menghancurkan ratusan hektar areal persawahan. Banjir yang melanda sebagian besar wilayah NAD juga menyebabkan hubungan darat dari Banda Aceh ke Medan, Sumatera Utara, lumpuh dan jalan lintas timur terputus di kawasan Aceh Tamiang dan Langkat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006