Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta membentuk dua kampung percontohan penanganan kebakaran berbasis masyarakat sebagai upaya agar penanganan kebakaran bisa dilakukan lebih cepat.

"Kedua kampung tersebut berpenduduk cukup padat sehingga rawan terhadap bencana kebakaran," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Agus Winarto di Yogyakarta, Selasa.

Kedua kampung tersebut adalah Kampung Kauman dan Prawirodirjan. Di kedua kampung tersebut akan dibangun fasilitas hidran kering yang bisa dimanfaatkan masyarakat apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran tanpa harus menunggu petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi.

"Penanganan kebakaran harus dilakukan dengan cepat untuk mengurangi korban, baik korban jiwa atau materiil. Jika masyarakat bisa melakukan penanganan awal, maka diharapkan kebakaran bisa ditangani lebih cepat," katanya.

Selama ini, lanjut dia, petugas dari BPBD Kota Yogyakarta kerap menghadapi kendala saat menangani kebakaran di permukiman padat penduduk, salah satunya kendaraan pemadam tidak bisa menjangkau lokasi kebakaran karena akses jalan yang terbatas.

"Oleh karena itu, perlu dibangun kemandirian warga dalam melakukan penanganan kebakaran. Harapannya, kedua kampung ini bisa dijadikan percontohan untuk pengembangan di kampung lain," katanya.

Ia menambahkan, detail engineering design (DED) hidran kering untuk kedua kampung tersebut sedang disusun. Jaringan hidran diupayakan bisa menjangkau seluruh sudut kampung.

"Salah satu kendala adalah sumber air. Jika memang tidak ada, maka bisa dibangun bak penampungan airnya atau mengandalkan pasokan air dari PDAM Tirtamarta," katanya.

Harapannya, lanjut Agus, DED jaringan hidran kering tersebut sudah bisa diselesaikan pada tahun ini sehingga jaringan hidran tersebut sudah bisa direalisasikan tahun depan.

Selain itu, untuk penanganan kebakaran, masyarakat bisa menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) untuk menangani kebakaran skala kecil. "Setiap RW sudah memperoleh memperoleh distribusi APAR," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta Budi Purwono menambahkan, jaringan utama hidran di Kota Yogyakarta hanya berada di jalan-jalan protokol dengan memanfaatkan jaringan pipa dari PDAM Tirtamarta.

"Sumber air yang digunakan dari pilar-pilar hidran yang ada adalah dari PDAM, kami tinggal menggunakannya saja," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015