Medan (ANTARA News) -Inflasi Sumatera Utara semakin besar atau mencapai 1,02 persen di bulan Mei dipicu naiknya harga berbagai barang mulai dari cabai merah, bawang merah, gas dan tarif listrik.

"Di April, inflasi Sumut masih 0,89 persen, sedangkan Mei sudah 1,02 persen," kata Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean di Medan, Senin.

Sumut, kata dia, mulai mengalami inflasi sejak April setelah Januari hingga Maret masih mengalami deflasi.

Inflasi Sumut di Mei itu juga didorong terjadinya inflasi pada semua kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK).

Inflasi paling tinggi di Sumut terjadi di Sibolga sebesar 1,57 persen, Pematangsiantar 1,11 persen, Medan 1.01 persen dan Padangsidempuan 0,62 persen.

Di Kota Medan, inflasi dipicu naiknya semua kelompok pengeluaran mulai dari bahan makanan yang memberi andil 0,89 persen hingga transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen

Harga cabai merah di kota itu naik 94,46 persen disusul harga daging ayam ras 10, 73 persen, gula pasir 3,59 persen dan tarif listrik 0,82 persen.

"Terjadinya lagi inflasi di Mei membuat inflasi secara kumulatif daerah itu bertambah besar 0,86 persen dari 0,85 persen di April," katanya..

Bismark, mengakui, bukan hanya di Sumut yang terus mengalami inflasi, tetapi hampir di semua provinsi.

Di Sumatera, dari 23 kota yang dijadikan IHK, sebanyak 22 daerah mengalami inflasi dengan tertinggi di Sibolga 1,57 persen dan terendah di Bungo 0,34 persen.

"Mudah-mudahan inflasi masih bisa ditahan, walau sulit karena banyak faktor," katanya.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan ada prakiraan inflasi akan naik lagi karena momentum memasuki bulan Ramadhan.

Agar tidak mengalami lonjakan signifikan, pemerintah harus mulai melakukan berbagai hal seperti menjaga ketersedian berbagai barang.

Selain menjaga ketersedian, pemerintah juga harus pro aktif menjaga harga.

"Harus pro aktif karena biasanya spekulan melakukan spekulasi menaikkan harga memanfaatkan naiknya permintaan," kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu.

Angka inflasi 2014 yang masih besar yakni 8,17 persen dari 2013 yang 10,18 persen harus ditekan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015