Kupang (ANTARA News) - Warga Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan wilayah perbatasan RI-Timor Leste menyerahkan 14 senjata api tanpa amunisi kepada TNI Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 514/Raider-Kostrad.

"Penyerahan sudah dilakukan secara perorangan sejak Februari hingga Mei 2015," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) RI-Timor Leste Sektor Timur, Batalyon Infanteri 514/Raider-Kostrad Letkol Infanteri Muhammad Nas saat dihubungi Antara dari Kupang, Kamis.

Dari 14 pucuk senjata tersebut, katanya, 12 di antaranya adalah senjata api organik dan dua lainnya merupakan senjata rakitan.

12 jenis senjata organik itu merupakan jenis senjata api organik buatan Amerika jenis Springfield.

Semua senjata tersebut, kata Komandan Batalyon 514/Raider-Kostrad itu diserahkan secara perorangan oleh warga setempat langsung kepada personel Satgas Pamtas di sejumlah pos perbatasan yang ada.

"Semua senjata diserahkan langsung kepada prajurit kami di pos, namun penyerahan itu tanpa amunisi," katanya.

Dia mengaku senjata api tersebut terkumpul atas kesadaran warga baru yang merupakan warga bekas Timor-Timur yang memilih menjadi warga negara Indonesia dan tinggal di sepanjang garis batas RI-Timor Leste di Kabupaten Belu.

"Semua senjata tersebut merupakan senjata hasil rampasan pada periode pecah konflik di Timor-Timur pada 1999 yang berujung pada kemerdekaan negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu," katanya.

Bahaya menyimpan senjata, kata Muhammad Nas, terus disosialisasikan para prajurit kepada seluruh warga di perbatasan, sehingga dengan sukarela para warga pemilik senjata mau menyerahkannya.

"Kita lakukan sosialisasi, berikan arahan tentang bahaya menyimpan senjata apinya dan warga sadar mau menyerahkan ke kita," katanya.

Dia meyakini kepemilikan senjata api organik dan rakitan masih banyak dikuasai warga, terutama warga bekas Timor-Timur di Indonesia, baik yang tinggal di kamp pengungsi maupun yang telah hidup membaur dengan warga lokal setempat.

"Ada sebagian warga yang sudah memberikan informasi sekaligus janji mau serahkan senjata apinya, namun masih kita nantikan penyerahannya," katanya.

Dia mengatakan, dalam melaksanakan tugas di perbatasan menjaga keutuhan NKRI, TNI unsur Satgas Pamtas Yonif 514/Raider-Kostrad juga melakukan sejumlah kegiatan sosial kemasyarakatan, demi tercipta kemanunggalan TNI dan rakyat.

Untuk itulah, setiap kegiatan dan upaya penyadaran warga termasuk penyerahan senjata api, bisa dilaksanakan secara sukarela oleh warga.

"Itulah yang kita bina sehingga bersama rakyat TNI menjaga keutuhan NKRI di serambi negara ini," kata Muhammad Nas.

Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015