Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Salim Mengga mengatakan Presiden Joko Widodo menunjuk mantan Pangdam Jaya Letjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara tentunya dengan pertimbangan matang.

"Kepala BIN itu jabatan strategis, yakni pimpinan salah satu lembaga yang pengawal negara," kata Salim Mengga di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Menurut Salim Mengga, penunjukan Kepala BIN adalah hak prerogatif presiden yang tentunya dengan pertimbangan matang.

Salim melihat Sutiyoso, adalah Jenderal TNI dari Kopassus yang memiliki karir baik.

"Sutiyoso dalam karir militernya, cukup lama berkarir di intelijen," katanya.

Menurut dia, Presiden tidak asal menunjuk seseorang untuk menduduki jabatan Kepala BIN.

Ketika ditanya, Sutiyoso adalah ketua umum partai politik, Salim mengatakan, partai politik itu hanya kendaraan.

Pada saat seseorang mendapat amanah, kata dia, tentu akan menjaga dengan baik amanah tersebut.

"Sutiyoso yang berlatar belakang militer dan memiliki jiwa korsa, tentu akan terpanggil untuk berbuat yang terbaik bagi negara," katanya.

Namun demikian, politisi Partai Demokrat ini mengusulkan, agar calon kepala BIN dilakukan uji kelayakan dan kepatutan untuk mengetahui lebih jelas visi dan komitmennya kepada negara.

Meskipun di parpol, kalau dapat amanah jadi penyelenggara negara, harus independen.

"Kepala BIN harus punya sikap tegas dan independen, meskipun berasal dari parpol," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015