Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta Mayjen TNI (Purn) Sutiyoso mundur sebagai Ketua Umum PKPI setelah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Badan Intelijen Negara.

"Sutiyoso harus mengundurkan diri dari pimpinan dan keanggotaan partai apabila mau didukung DPR RI," kata Fahri di Gedung Nusantara II, Jakarta, Rabu.

Fahri tidak mempermasalahkan umur Sutiyoso karena bisa saja lebih atif dan sarat pengalaman untuk membangun institusi intelijen agar lebih profesional.

Dia tidak meragukan kemampuan Sutiyoso dalam kemampuan militer sehingga lolos dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI.

"Dia bintang tiga, cakap, dan pernah memimpim daerah. Saya menilainya lebih cocok memimpin BIN dari pada parpol," ujarnya.

Menurut dia tidak dapat dipungkiri bahwa penunjukkan Sutiyoso itu merupakan bagi-bagi "kue" kekuasaan namun yang penting harus profesional.

Fahri juga menjelaskan pada Kamis (11/6) Pimpinan akan mengadakan rapat untuk menjadwalkan Rapat Badan Musyawarah DPR RI.

"Apa boleh buat (bagi-bagi kekuasaan) yang penting profesional. Apabila dia berkuasa dan bagi-bagi kekuasaan itu normal," katanya.

Sebelumnya Ketua DPR RI Setya Novanto mengatakan telah menerima surat dari Presiden Joko Widodo terkait penunjukkan Mayjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara menggantikan Letjen TNI (Purn) Marciano Norman.

"Beliau (Presiden Jokowi) menunjuk Pak Sutiyoso menggantikan Pak Marciano," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan Selasa (9/6) malam sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden Jokowi di Solo terkait pergantian Panglima TNI dan Kepala BIN.

Menurut dia kedua surat itu sudah diterima pada Selasa (9/6) malam dan akan segera ditindak lanjuti.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015