Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin kembali menjadi anggota grup Kemitraan Strategis Rusia-Dunia Islam, yang sedang menggelar sidang di Moscow 11-12 Juni 2015.

"Kemitraan strategis Rusia-Dunia Islam sangat penting dan mendesak dewasa ini. Demikian karena dunia sedang menghadapi masalah besar dan tengah terjadi perubahan mendasar dalam kehidupan global," kata Din yang juga ketua umum Majelis Ulama Indonesia itu lewat keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Pada sidang Kemitraan Strategis Rusia-Dunia Islam tersebut dibahas dan disepakati langkah-langkah bersama dalam mengarahkan kehidupan global ke arah yang lebih baik, lebih damai dan lebih maju.

Selain itu, dibahas juga langkah-langkah bersama dalam menghadapi ancaman radikalisme atas dasar agama yang menggunakan kekerasan, yakni dengan mengedepankan pesan Islam yang "rahmatan lil alamin" atau rahmat untuk alam semesta.

Menurut Din, Rusia dan Dunia Islam memiliki sumber daya besar dan apabila keduanya dipadukan maka akan membawa perubahan besar bagi peradaban umat manusia.

Dunia Islam, kata Din, memiliki sedikitnya empat sumber daya, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya nilai (ajaran Islam yang menggerakkan kehidupan) dan sumber daya sejarah (adanya kejayaan masa lalu). Begitu pula Rusia masih menyisakan kekuatan-kekuatan SDM dan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Din juga menyoroti peran Organisasi Kerja Sama Islam (OKI, dahulu Organisasi Konferensi Islam) dalam kemitraan strategis antara Rusia-Dunia Islam. OKI, Dunia Islam dan Rusia harus memiliki kemitraan yang bersifat komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek peradaban.

Jika hal ini dapat terealisasi maka kemitraan ini dapat menjadi kekuatan dunia baru yang signifikan dalam merestorasi kebangkitan dan kemajuan peradaban umat manusia.

Sementara itu, pembukaan sidang Kemitraan Rusia-Dunia Islam juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal OKI, Iyad Madani.

Madani mengatakan kemitraan strategis Rusia-Dunia Islam merupakan hal yang penting karena dua pihak memiliki hubungan historis, ekonomi dan sosial-budaya. Rusia sendiri kini telah diterima sebagai pengamat pada sidang-sidang OKI.

Di akhir sidang, fourm menyepakati Indonesia agar dapat menjadi tuan rumah sidang tahun depan.

Kemitraan ini sendiri terbentuk atas prakarsa Presiden Russia Vladimir Putin pada 2006. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendekatkan Rusia dengan Dunia Islam sekaligus mengembangkan kemitraan strategis dalam berbagai bidang.

Grup ini bersidang secara berkala di kawasan Rusia seperti di Moskow dan Kazan serta di negara-negara Islam anggota kemitraan.

Setelah vakum tanpa kegiatan selama 2011-2014, grup dihidupkan lagi dengan keanggotaan yang hampir sama dengan komposisi beberapa tokoh Rusia, mufti Russia dan negara-negara bekas Uni Soviet, serta 15 tokoh Muslim dari 15 negara Islam.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015