Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia sedikit lebih tinggi di Asia pada Senin, namun kenaikannya dibatasi karena para pedagang fokus pada pembicaraan utang Yunani serta kemungkinan kembalinya pasokan Iran yang terganggu oleh sanksi internasional, kata analis.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli naik lima sen menjadi 59,66 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent untuk Agustus naik tiga sen menjadi 63,05 dolar AS per barel di perdagangan sore.

Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di perusahaan konsultan bisnis EY, mengatakan harga minyak mentah menghadapi tekanan "karena kekhawatiran atas krisis keuangan Yunani".

Kepala negara atau kepala pemerintahan dari 19 negara zona euro akan mengadakan pertemuan puncak darurat di Brussel pada Senin di bawah tekanan untuk mencegah Yunani dari gagal bayar (default) pada utangnya.

Jika kedua belah pihak tidak dapat menyetujui kesepakatan, Yunani kemungkinan akan gagal bayar pada pembayaran utang kepada IMF sekitar 1,5 miliar euro yang jatuh tempo pada tanggal 30 Juni, yang mengakibatkan kemungkinan Athena tersingkir dari zona euro.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras pada Minggu mengajukan proposal baru tentang reformasi dana talangan (bailout) negara itu kepada para pemimpin Eropa, meningkatkan harapan bahwa gagal bayar dapat dihindari setelah mengalami kebuntuan selama lima bulan.

Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, mengatakan negosiasi antara produsen minyak mentah Iran dan kekuatan dunia atas program nuklir kontroversial Teheran yang "akan memberikan headwind (tantangan) untuk harga minyak mentah minggu ini".

Enam kekuatan global -- Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat -- mencoba untuk meminta kepastian sebuah kesepakatan untuk mengekang ambisi nuklir Iran dengan mengurangi stok uranium yang diperkayanya.

Jika kesepakatan tercapai pada 30 Juni dan dilaksanakan selanjutnya, kekuatan global telah sepakat untuk secara bertahap mengurangi kembali sanksi sejak 2012, termasuk pada industri bahan bakar minyak.

Iran memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia, tetapi ekspornya telah jatuh dari lebih 2,2 juta barel per hari pada 2011 menjadi sekitar 1,3 juta barel karena sanksi internasional.

Kembalinya pasokan Iran yang terganggu "bisa menyebabkan putaran lain kelebihan pasokan" di pasar global sudah banjir dengan stok, kata Ang.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015