Denpasar (ANTARA News) - Penyidik Kepolisian Daerah Bali dan Polresta Denpasar telah memeriksa 51 orang saksi menyangkut dua kasus hukum yakni kasus pembunuhan Engeline (Angeline) dan dugaan penelantaran anak.

Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Ronny Sompie di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa untuk kasus pembunuhan Engeline  yang ditangani Polresta Denpasar dengan tersangka berinisial A, penyidik telah memintai keterangan 28 orang saksi, dua di antaranya merupakan saksi ahli.

"Sedangkan kasus penelantaran anak, kami telah memintai keterangan 23 orang saksi, enam di antaranya saksi ahli," ucapnya.

Untuk kasus penelantaran anak yang menimpa Engeline dengan tersangka berinisial MCM ditangani oleh penyidik di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Bali.

Hingga saat ini penyidik juga masih memeriksa kedua tersangka di tempat terpisah baik kepada A dan MCM.

Ronny juga menjelaskan A dan MCM menjadi saksi silang bagi dua kasus hukum tersebut.

Misalnya A juga menjadi saksi terkait kasus dugaan penelantaran anak dan begitu pula MCM menjadi saksi dalam kasus pembunuhan anak angkatnya itu.

Selain mendalami keterangan para saksi, penyidik dari Polda Bali, Polresta Denpasar dengan dibantu Mabes Polri melakukan beberapa kali pra-rekonstruksi di tempat kejadian perkara di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar.

Hal tersebut untuk mendapatkan alat bukti yang kuat guna menjerat pelaku lain yang diduga terlibat dalam pembunuhan bocah malang itu.

A dalam berita acara pemeriksaan terakhir dan melalui tes kebohongan bahkan menyebutkan nama MCM sebagai pelaku pembunuhan, seperti yang dituturkan kepada pengacaranya yakni Haposan Sihombing.

"Apa yang menjadi kemajuan keterangan A itu menggembirakan penyidik, tetapi penyidik tidak hanya pada keterangan A saja, karena alat bukti itu menjadi alat bukti terdakwa di pengadilan. Kita harus cari penguatan alat bukti lain seperti keterangan saksi, keterangan ahli, bukti surat dan petunjuk lain," kata Kapolda Ronny.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015