Semarang (ANTARA News) - KONI Jawa Tengah mendatangkan konsultan olahraga dari Australia Daniel Barry untuk mempersiapkan atletnya menghadapi babak kualifikasi PON XIX.

Ketua Umum KONI Jawa Tengah Hartono berharap kedatangan konsultan olahraga asal Australia Daniel Barry sebagai upaya untuk meningkatkan performa atlet-atlet pelatda yang dipersiapkan tampil pada babak kualifikasi PON XIX.

Hartono saat menerima Barri di Semarang, Kamis, mengatakan, dengan ilmu yang dimiliki, Barry akan memberikan masukan kepada pelatih bagaimana medesain program yang benar agar kualitasnya bisa meningkat.

"Kami memang berharap setelah ada konsultasi teknis ini, performa atlet kita bisa terangkat sehingga mereka benar-benar siap tempur menghadapi Pra-PON," katanya.

Barry, sarjana sport science lulusan Edith Cowan University, Perth, Australia, ini diterima Hartono yang didampingi Wakil Ketua Umum II Sudarsono dan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Taufik Hidayah.

Dalam pertemuan tersebut, selain berisi perkenalan, Hartono juga menjabarkan tugas-tugas Barry selama berada di Jateng.

Menurut dia, guna meraih prestasi optimal di pra-PON, khususnya PON XIX/2016 Jawa Barat, induk organisasi olahraga di Jawa Tengah ini melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing atlet.

Selain mendatangkan konsultan olahraga, kata dia, KONI bersama pengurus cabang olahraga tertentu merekrut sejumlah pelatih asing. Pelatih asing yang sudah mulai menangani atlet di Jateng yaitu pelatih wushu nomor sanda asal Tiongkok Gao Dezhen dan pelatih taekwondo asal Korea Selatan Sim Woo Jin.

"Mudah-mudahan kehadiran pelatih asing tersebut mampu memberikan motivasi berlipat bagi atlet kita," katanya.

Sudarsono menambahkan, rencananya Barry akan dikontrak jangka waktu enam bulan untuk mempersiapkan atlet tampil pada babak kualifikasi PON. "Kami kontrak enam bulan dulu dan bisa diperpanjang. Tugas Barry sementara ini adalah mendatangi cabang-cabang olahraga yang menjalani pelatda," katanya.

Barry mengakui meskipun baru dua hari berada di Semarang, dirinya sudah merasa enjoy, apalagi dirinya melihat masyarakat Indonesia cukup bersahabat.

"Saya masih menunggu program dan segera bekerja. Tak masalah harus menangani banyak cabang. Its okay," kata pria berusia 30 tahun yang hobi renang dan bermain musik tersebut.

Menurut dia, pada prinsipnya cabang-cabang olahraga terukur dan nonterukur yang mengandalkan gerak, kuncinya adalah kemampuan berlari. Jika atlet atlet mempunyai ketahanan dalam berlari, dia memiliki stamina atau fisik yang memadai. Ini menjadi modal untuk berlaga di arena. 

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015