Bakauheni (ANTARA News) - Kapal Feri Mutiara Persada III mengalami mati mesin dan terombang-ambing di Selat Sunda hingga Pulau Tempurung, Merak Banten.

"Kapal tol laut dari Surabaya ini seharusnya sudah tiba di Lampung pagi tadi, namun semalam sudah mati mesin dan sebanyak 81 penumpangnya telah dievakuasi," kata Komandan SAR PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Ratmiadi saat dihubungi dari Bakauheni, Lampung, Senin.

Menurut dia, sebanyak 81 penumpangnya telah dievakuasi menggunakan kapal motor Basarnas dan kapal motor Trisula melalui Pelabuhan Indah Kiat.

"Rencananya penumpang ini akan diseberangkan menuju Lampung ," kata dia.

Ia menjelaskan tidak ada korban jiwa pada kejadian tersebut dan semua penumpangnya telah diangkut menuju Pelabuhan Bakauheni.

Terkait total penumpang, ia menyebutkan belum mendapatkan data pasti hanya saja yang sudah dievakuasi itu sebanyak 81 orang.

Informasi yang berhasil dihimpun Kapal Mutiara Persada III berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Sabtu dan diperkirakan sampai di Lampung Minggu.

Namun, karena mati mesin membuat kapal itu tidak dapat melanjutkan perjalanan dan terombang ambing hingga Pulau Tempurung.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan meresmikan Kapal Motor Penumpang (KMP) Mutiara Persada III di Pelabuhan Panjang, Lampung mempersingkat waktu tempuh yang hanya 48 jam dari sebelumnya 60 jam menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

"Biasanya lewat darat, jarak tempuh 80 jam sekarang bisa ditempuh dengan waktu 39 jam waktunya. Separuh bisa dipangkas," ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

Jalur tol laut pertama di Indonesia ini, lanjut Jonan, sebagai jalan bebas hambatan yang menghubungkan Lampung dan Surabaya, "Ini sebenarnya tol laut istilah saja. Pelayaran ini melayani lintas tengah dan selatan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas V Bakauheni Captain Yoshua Anthonie mengatakan, kondisi cuaca di perairan Indonesia sebagian besar masuk pada katagori merah.

Namun, ia menyebutkan, untuk Lampung masih pada batas wajar sehingga pelayaran akan tetap kondusif.

"Kondisi cuaca ini dapat menyebabkan pelayaran ditutup sementara hingga kondisi lebih aman," tambahnya.

Pewarta: Agus Wira Sukarta dan Agus S
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015