Kudus (ANTARA News) - Ratusan warga Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai kesulitan mendapatkan air bersih menyusul sumur warga mulai mengering pada musim kemarau seperti sekarang.

Menurut Kepala Desa Kutuk, Kecamatan Undaan, Kudus, Supardiyono di Kudus, Selasa, warga desanya yang mulai kesulitan air bersih tersebar di tiga rukun tetangga (RT) yang ada di rukun warga (RW) 3 dengan jumlah keluarga sebanyak 300-an keluarga dari total keluarga 3.000 keluarga.

Warga yang membutuhkan air bersih, kata dia, sudah dibantu air bersih dari PMI Kudus dua truk tangki berukuran 6.000 liter.

Selama ini, lanjut dia, air sumur warga memang tidak bisa diminum karena airnya payau, sehingga warga harus membeli.

Akan tetapi, lanjut dia, seiring memasuki musim kemarau, beberapa sumur warga mulai mengering sehingga untuk mandi dan mencuci terpaksa ke tetangga yang sumurnya masih ada airnya.

Beberapa warga, lanjut dia, ada yang berupaya agar sumurnya muncul air dengan cara menyiramkan air yang diambil dari kolam di sekitar sumur.

"Meskipun air yang dipakai merupakan air kotor, namun ketika terkumpul di sumur biasanya cukup bersih dan bisa dipakai untuk kebutuhan mandi dan mencuci selama 15 harian," ujarnya.

Keberadaan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), kata dia, memang membantu warga ketika musim kemarau, namun belum menjangkau seluruh warga di Desa Kutuk.

"Jika masih membutuhkan air bersih, kami siap meminta bantuan kepada Pemkab Kudus," ujarnya.

Kesulitan air bersih juga melanda warga yang ada di Desa Terangmas, Kecamatan Undaan, Kudus.

Warga yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih, kata Kepala Desa Terangmas Sudarno, mencapai 150-an keluarga yang tersebar di Dukuh Samas, Tempel, dan Karangwaru.

Beberapa warga, lanjut dia, sudah berlangganan PDAM, namun airnya baru bisa dimanfaatkan warga pada malam hari sehingga ketika ditampung di bak mandi atau tempat penampungan lain tidak maksimal.

Fuad, salah seorang warga Desa Kutuk mengakui, membutuhkan air bersih untuk kebutuhan minum sehari-hari, sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci untuk sementara masih tersedia.

Sebetulnya, lanjut dia, sumurnya sudah mengering, namun ketika tanah di sekitar sumur disiram air dari kolam belakang rumah, ternyata sumur kembali keluar airnya.

Camat Undaan Catur Widiyatno mengakui, hingga kini laporan secara resmi adanya warga yang kesulitan mendapatkan air bersih memang belum ada.

"Kalaupun ada bantuan droping air bersih dari PMI merupakan permintaan dari warga yang kebetulan mengajukannya ke PMI Kudus," ujarnya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Atok Darmo Broto mengungkapkan, setiap permintaan bantuan air bersih tetap akan direspons untuk dibantu.

Terlebih lagi, kata dia, BPBD Kudus juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan di Kudus untuk turut membantu penyediaan air bersih di desa yang memang membutuhkan.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015