Karena kabut semakin pekat, jam belajar di seluruh sekolah di enam kecamatan kami minta untuk diundur dari biasanya masuk pukul 07.00 WIB menjadi 08.00 WIB
Muara Teweh (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, menginstruksikan kepada semua kepala sekolah untuk mengundur jam masuk sekolah akibat kabut asap yang semakin tebal.

"Karena kabut semakin pekat, jam belajar di seluruh sekolah di enam kecamatan kami minta untuk diundur dari biasanya masuk pukul 07.00 WIB menjadi 08.00 WIB," kata Kepala Dinas Pendidikan Barito Utara, Elpi Epanop di Muara Teweh, Rabu.

Menurut dia, memang saat ini surat edaran masih menunggu ditandatangani Bupati Barito Utara, Nadalsyah, namun pihak sekolah mulai Kamis (10/9) bisa melakukan pengunduran jam belajar terhadap anak didiknya.

Semua sekolah baik dari taman kanak-kanak hingga SLTA diminta tetap menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar seperti biasa namun jam belajar saja yang tertunda, selain itu para kepala sekolah diminta tidak mengadakan aktivitas di luar pada saat jam belajar dan ekstra kulikuler selama kabut asap masih terjadi.

"Para anak didik diminta tetap belajar dalam ruangan dan selama kegiatan belajar atau waktu istirahat diimbau menggunakan masker," katanya.

Sementara itu di Muara Teweh, Rabu, kabut asap pekat diduga akibat pembakaran lahan masih melanda kabupaten di pedalaman Sungai Barito yang sudah terjadi sepekan lebih dan terlihat lebih parah dibanding hari sebelumnya.

"Kabut tampak parah dengan jarak pandang sekitar 10 meter terutama pagi hari karena bercampur dengan embun, selain berbau menyengat juga membuat mata perih," kata seorang warga setempat Agus Sidik.

Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Stasiun Meteorologi Beringin Muara Teweh Sunardi mengatakan, jarak pandang permukaan pada Rabu pagi hingga siang hanya sekitar 100 meter dan jarak pandang vertikal antara 180 - 270 feet.

"Kabut asap ini bertambah parah dibanding hari kemarin, karena angin hanya kecepatan sedang," katanya.

Pewarta: Kasriadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015