Malang (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf melakukan takziah ke keluarga almarhum Masadi Saiman (58), salah seorang korban musibah jatuhnya crane di Masjidil Haram Mekkah, di Desa Simojayan, Kabupaten Malang.

"Saya atas nama pribadi dan pemerintah serta mewakili seluruh masyarakat turut duka cita. Semoga almarhum mendapat surga Allah SWT," ujarnya di sela takziyah, di Desa Simojayan, Kecamatan Ampelgading, Rabu.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, berharap keluarga maupun kerabat yang ditinggalkan ikhlas dan sabar menghadapi ujian dari Allah SWT.

"Ikhlas itu mudah diucapkan, namun susah dilakukan. Tapi, ikhlas ganjaran pahalanya sangat luar biasa jika bisa melakukannya," ucapnya.

Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut, juga mendoakan keluarga korban mendapat ganti berupa rahmat berlimpah dari Allah SWT.

Pada kesempatan tersebut, orang nomor dua di Jatim itu juga menyampaikan bahwa seorang Muslim yang berangkat haji merupakan panggilan dari Allah yang tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Ia bercerita, pernah suatu ketika menanyai suami istri berusia lanjut menunaikan ibadah haji, meski tidak memiliki uang lebih karena setiap harinya berprofesi sebagai tukang pijit.

Ternyata, lanjut dia, keduanya disiplin menabung Rp5 ribu setiap harinya selama 20 tahun hingga akhirnya naik haji.

"Ini bukti bahwa uang bukan segalanya ke Mekkah. Siapapun yang dipanggil meski tidak kaya, pasti berangkat. Sebaliknya, sekaya apapun orang itu jika tak dipanggil maka tidak berangkat," ucapnya.

Sementara itu, Gus Ipul yang didampingi Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat Bawon Adhiyitoni juga memberikan santunan untuk keluarga korban.

"Terima kasih kepada Gus Ipul, serta semua pihak yang sudah peduli. Kami mohon doanya agar almarhum diterima di sisi Allah dan wafat dalam keadaan syahid," ujar menantu korban, Muhammad Munir.

Almarhum Masadi Saiman menjadi satu di antara 10 korban wafat jamaah calon haji asal Indonesia akibat jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekkah, yang terjadi pada Jumat (11/9) petang waktu setempat.

Masadi berangkat dari kelompok terbang (kloter) 38 Embarkasi Surabaya bersama istrinya, Jamilah (50), yang selamat, meski saat peristiwa terjadi berada tidak jauh dari lokasi.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015