... Bang Buyung tanya saya bawa jas atau tidak. Saya bilang enggak punya...
Jakarta (ANTARA News) - Bagi Teten Masduki yang kini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Adnan Buyung Nasution bukan hanya sekedar guru, tetapi seseorang yang pertama kali memberinya jas.

Saat itu, udara di Tunisia begitu dingin. Namun, Teten yang pada waktu tahun 1990 itu masih seorang aktivis, hanya memakai kaos oblong.

"Bang Buyung tanya saya bawa jas atau tidak. Saya bilang enggak punya," tutur Teten, usai melayat di rumah duka, di Jakarta, Rabu.

Seketika, Buyung langsung melepas jas yang ia pakai. "Ini pakai," ujar Buyung sebagaimana diceritakan lagi oleh Teten.

Jas berwarna biru tua itu ternyata begitu pas di badan Teten.

"Tahu begitu, saya bilang ada (jas). Jasnya pas betul, badan saya dengan abang sama. Saya bangga sekali memakainya karena saya tahu abang tidak pernah murah barangnya," kenang Teten seraya tertawa.

Jas pemberian Buyung yang dipanggil Abang oleh Teten itu menjadi jas pertama yang dimiliki Teten. Jas merek Italia itu pula yang kemudian ia pakai pada hari pernikahannya tahun 1995.

"Jas itu terus saya pakai dan saya simpan sampai saat ini," ujar Teten.

Teten mengenal baik Buyung tidak lain karena kebersamaan mereka di Tunisia. Saat itu, Teten didaulat  embaga Bantuan Hukum (LBH) untuk kursus bersama kandidiat pemimpin NGO dari berbagai negara. 

"Di sana beliau mengajar tentang gerakan bantuan hukum yang kemudian banyak dijadikan model oleh gerakan di berbagai negara. Saya kursus tiga bulan di sana, sementara Abang sebagai pengajar tinggal satu bulan di sana," tutur Teten.

Menurut Teten, saat itu Buyung masih mengambil studi doktor di Belanda setelah kantor bantuan hukumnya ditutup oleh penguasa orde baru.

"Kalau sehabis kursus, kami duduk sore-sore berdua di depan komputer. Dia bicara lisan, lalu saya ketik, tidak jarang juga kami berdebat. Setelah itu, dia ajak saya jalan-jalan di kota Tunisia. Lalu biasanya saya ditraktir," kenang Teten.

Tidak hanya itu, sebelum kembali ke Belanda, Buyung lantas memberikan Teten uang untuk dibelikan baju.

"Dia kasih uang saya, katanya "kamu beli baju yang pantas". Dia memang selalu berpakaian necis," kata Teten seraya tertawa.

Tak pelak, Teten mengaku sangat kehilangan sosok sang Abang.

"Pokoknya beliau luar biasa. Seorang yang bersih, ringan tangan, suka membantu orang kecil tanpa pamrih," tuturnya.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015