Jakarta (ANTARA News) - Museum-museum di Indonesia sepi pengunjung karena kurang dipromosikan, kata pengamat seni Debra H. Yatim.

"Sebuah anomali, kita tinggal di Jakarta yang memiliki 56 museum, tapi masyarakatnya tidak mengunjungi museum," ungkap Debra dalam diskusi tentang Museum Basoeki Abdullan di Museum Nasional, Jakarta, Senin.

Bahkan, menurut Debra, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum pernah menginjakkan kaki di Museum Nasional, museum pertama di Asia Tenggara yang dibangun tahun 1778.

Kebudayaan mengunjungi museum, ia melanjutkan, belum tumbuh dalam masyarakat Indonesia meski dua abad telah berlalu.

Sebagai gambaran, jumlah pengunjung 365 museum di Indonesia yang berpenduduk 230 juta lebih dalam setahun sama dengan pengunjung Museum Louvre di Paris, Prancis, dalam kurun yang sama, yakni sepuluh juta orang.

"Museum kurang 'digosok' promosinya... jangan salahkan jutaan orang yang tidak datang ke museum," ujar dia.

Staf Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dani Wigatna mengatakan pengelolaan museum yang belum maksimal juga mempengaruhi jumlah pengunjung.

Dia mengajak masyarakat dan komunitas peduli museum berpartisipasi menyumbangkan saran serta kritik untuk membenahi pengelolaan museum. 

"Kadang museum alergi sama orang yang suka mengkritik, padahal itu masukan untuk mengembangkan museum ke depannya," imbuh Dani.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015