Ada empat pesawat yang tidak bisa mendarat. Saat itu cuaca gelap karena mendung dan asap"
Batam (ANTARA News) - Empat pesawat tujuan Batam sekitar pukul 16.30 WIB batal mendarat di Bandara Internasional Hang Nadim karena cuaca buruk dan gangguan asap.

Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso, saat dihubungi mengatakan, penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta tujuan Batam terpaksa pendaratannya dialihkan ke Padang, Sumatera Barat.

Selanjutnya Citilink dan Lion Air dari Medan akhirnya harus kembali mendarat (return to base) ke Kualanamu Medan. Kemudian satu penerbangan Lion Air dari Padang dialihkan ke Medan.

"Ada empat pesawat yang tidak bisa mendarat. Saat itu cuaca gelap karena mendung dan asap," kata dia.

Berdasarkan informasi, jarak pandang pada landas pacu Hang Nadim Batam menurun dari 5.000 meter menjadi hanya 350 meter. Empat pilot tersebut memutuskan untuk mengalihkan penerbangan.

"Sampai saat ini (18.00 WIB) belum terpantau apakah sudah terbang menuju Hang Nadim atau belum. Kalau cuaca membaik pasti akan terbang ke Batam," kata Suwarso.

Pantauan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, kondisinya masih diselimuti kabut pekat. Namun satu pesawat Citilink sudah berhasil terbang.

Dua pesawat Lion Air dan satu dari Citilink nampak masih antre untuk lepas landas, sementara tiga pesawat Lion Air juga sudah berhasil mendarat di Hang Nadim Batam.

"Kami masih terus memantau kondisi terkini di Bandara Internasional Hang Nadim Batam," kata Suwarso.

Sebelumnya pada Kamis (24/9) pagi dua maskapai masing-masing Garuda Indonesia dan Citilink juga batal mendarat di Hang Nadim Batam. Dua pesawat tersebut dialihkan ke Medan sebelum akhirnya bisa terbang kembali ke menuju Batam pada Kamis siang.

Saaat itu asap kiriman akibat kebakaran di Sumatera daratan sagat pekat. Jarak pandang hanya 400 meter.

Bandara Internasional Hang Nadim Batam merupakan fasilitas milik BP Batam yang dibangun sejak periode 1980. Bandara tersebut memiliki landas pacu hingga 4,025 kilometer.

Pewarta: Larno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015