Kopenhagen (ANTARA News) - Ratu Denmark Margrethe II dan suaminya Pangeran Consort  senang dapat mengadakan kunjungan kenegaraan di Indonesia pada akhir Oktober 2015.

"Kami mengucapkan terima kasih atas undangan dari Presiden Indonesia (Joko Widodo)," kata Ratu Margrethe II di Istana Fredensborg yang menjadi kediaman keluarga kerajaan Denmark selama musim semi dan musim dingin.

Ratu Denmark mengatakan hal itu kepada grup wartawan Indonesia untuk wawancara eksklusif menjelang kunjungan ke Indonesia yang dijadwalkan pada 21-26 Oktober 2015, seperti dilaporkan wartawan Antara pada Kamis.

Ratu Denmark itu mengatakan kunjungan resmi pertamanya bersama Pangeran Consort, menteri dan sejumlah pengusaha/investor ke Indonesia, bertujuan untuk menjalin saling pengertian dan mempererat hubungan kedua negara.

"Suami saya Pangeran Consort telah mengunjungi Indonesia beberapa kali dan juga sejumlah menteri," kata dia.

Wawancara tersebut diawali dengan kata pengantar Ratu yang mengenakan baju terusan berwarna merah dan Pangeran Consort yang berpakaian jas abu-abu.

Ketika melihat beberapa wartawan Indonesia mengenakan baju batik dan seorang wartawati di antaranya berkebaya batik, Ratu Margrethe II yang dilahirkan pada 16 April 1940 di Istana Amalienborg, teringat ibunya Ratu Ingrid, yang pernah mengunjungi Bali pada tahun 1980-an.

Ratu Margrethe II adalah puteri Raja Frederik IX dan Ratu Ingrid. Raja Frederik mangkat pada 1972 dan Ratu Ingrid pada 2000.

"Ibu saya pernah ke Bali dan membeli pakaian bermotif batik dan saya senang sekali melihatnya," kata Ratu yang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan seni seperti lukisan dan tekstil ilustrasi buku.

Dia dijadwalkan juga akan berkunjung ke Yogyakarta yang menurut Ratu Denmark sebagai pusat kebudayaan.

Pangeran Consort juga akan berkunjung ke Surabaya dalam lawatan tersebut.

"Walaupun Denmark terletak di Eropa dan Indonesia di Asia Tenggara dan dari segi jarak jauh, kami akan datang untuk meningkatkan saling pemahaman dan memperkuat hubungan yang telah dijalankan cukup lama," kata Ratu.

Pasangan kerajaan itu menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh masing-masing wartawan berkisar tentang peningkatan kerja sama antara Denmark-Indonesia, korupsi, lingkungan hidup, peranan wanita, perannya sebagai Ratu Denmark yang berpenduduk sekitar 5,5 juta jiwa, budaya dan pendidikan.

Denmark merupakan sebuah negara yang menganut sistem politik demokrasi liberal dan berdasarkan pada konstitusi yang berlaku sejak 1953.

Kekuasaan eksekutif berada di tangan kepala pemerintahan (perdana menteri) dengan Kepala Negara Ratu (Margrethe II).

Kekuasaan legislatif dipegang oleh parlemen (folketing) sedangkan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung yang dipilih oleh Ratu.

Denmark merupakan negara yang unggul dalam hal tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), corporate governance dan juga democratic governance).

Korupsi hampir tidak ada, efektivitas pemerintahan sangat tinggi dan konflik internal dapat dikelola dengan sangat baik sehingga tidak mengganggu jalannya pemerintahan.

Terkait pertanyaan tentang korupsi, Ratu Denmark menyatakan negaranya memiliki tradisi untuk saling percaya satu sama lain.

"Kami mempunyai tradisi trust (saling percaya) dan semua dilakukan tidak di bawah meja," kata Ratu.

Ia juga menyinggung bagaimana peran orang tua dalam pendidikan di rumah di tengah-tengah perubahan di bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini.

"Para orang tua memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka sebagai bentuk tanggung jawabnya antara lain lewat contoh-contoh dari berbagai bacaan yang bermanfaat dan juga para guru di sekolah," kata Ratu yang pernah mengikuti berbagai pameran terkait karya-karya seninya dan membuat kostum bagi artis untuk menampilkan "The Shepherdness and the Chimney-Sweep" karya Hans Christian Andersen di televisi.

Ratu Margrethe II dan Pangeran Consort dikarunia dua putera masing-masing Putera Mahkota Frederik Andre Henrik Christian yang dilahirkan pada 26 Mei 1968 dan Pangeran Joachim Holger Waldemar Christian yang lahir pada 7 Juni 1969.

"Kami juga teringat buku-buku dongeng karya H.C. Andersen yang dibacakan Ibunda dan membacanya bersama saudara-saudara dan teman-teman," katanya.

Lingkungan hidup
Pangeran Consort yang bernama asli Henri Marie Jean Andre Count de Laborde de Monpezat mengatakan dirinya pernah mengunjungi Indonesia beberapa kali untuk berperan serta melindungi dan merawat alam.

"Indonesia memiliki banyak jenis hewan dan bagian dari minat saya ialah berperan serta dalam memelihara alam termasuk melindungi orang utan dan komodo," katanya.

"Kita harus melindunginya untuk bertahun-tahun," katanya.

Menurut dia, Denmark memberikan perhatian khusus dengan melindungi alam pada tahun 1970-an dan berlangsung hingga dewasa ini.

Pemerintah Denmark sangat berkepentingan terhadap kemajuan kerja sama internasional di bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim terutama dengan mengadakan kerja sama dalam rangka "Public Private Partnership" (PPP).

Denmark selalu ingin menjadi pionir dalam upaya mewujudkan lingkungan hidup yang bebas dari emisi gas CO2.

Untuk itu, tiap tahun Denmark menyelenggarakan acara internasional "Global Green Growth Forum" yang juga mengundang kehadiran baik sektor pemerintah maupun swasta dari Indonesia.

Mengenai kunjungannya ke Indonesia, ia juga menyatakan tertarik untuk mengetahui peradaban dan cara hidup orang-orang Indonesia setelah mengunjungi Tiongkok dan Vietnam beberapa kali.

"Indonesia mengalami perubahan dan berkembang pesat sebagai salah satu kekuatan ekonomi di Asia," katanya.

Pewarta: Mohammad Anthoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015