Jakarta (ANTARA News) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah menyatakan Indonesia siap menerima bantuan dari luar negeri untuk mengatasi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan pemerintah Indonesia kemarin sudah meminta bantuan dan mendapatkan bantuan dari Singapura. Sementara bantuan yang masih dalam proses adalah dari Rusia, Malaysia, dan Jepang.

"Bantuan dari luar negeri diharapkan dapat mempercepat pemadaman api dan asap. Bantuan yang diharapkan adalah pesawat water bombing yang memiliki kapasitas besar, yang mampu mengangkut air lebih dari 10 ton. Bantuan internasional tersebut nantinya akan bergabung dengan personil dari Indonesia, baik untuk operasi darat dan udara. Komando tetap ditangan Pemerintah Indonesia. Bantuan internasional akan difokuskan di Sumatera Selatan, khususnya di Kab Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin," kata Sutopo kepada Antaranews melalui pesan singkat di Jakarta, pada Kamis.

Menindaklanjuti hal tersebut, kata Sutopo, maka akan dilakukan rapat koordinasi di Kantor Menko Polhukam untuk membahas secara detil jenis bantuan, mekanisme, dan hal-hal lain yang menyangkut bantuan internasional tersebut.

"Tentu saja bantuan yang diharapkan adalah bantuan yang sifatnya 'filling the gap' dari kebutuhan yang ada. Indonesia telah mengerahkan 25 pesawat dan helikopter untuk water bombing dan hujan buatan. 22.146 personel dikerahkan untuk memadamkan api di enam provinsi. Di Sumsel telah dikerahkan lima helikopter, dua pesawat Air Tractor water bombing dan 1 pesawat Casa hujan buatan. Sebanuak 3.694 personel gabungan TNI, Polri, dan lainnya juga telah dikerahkan," katanya.

Bantuan internasional untuk mengatasi bencana asap akibat karhutla bukanlah yang pertama kali diterima Indonesia. Pada September 1997, Indonesia menerima bantuan internasional untuk mengatasi karhutla berupa 1.300 pasukan Bomba dari Malaysia, tiga Hercules C-130 dari Malaysia, satu Hercules C-130 dari Singapura, dua pesawat Air Tractor pembom air dari Australia, dua Hercules dari AS, dua helikopter dari Jepang untuk memantau hotspot dan peralatan pemadam kebakaran Jepang dan Prancis.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015