Sleman (ANTARA News) - Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta menemukan kolam air cukup luas di komplek Candi Ratu Boko di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kolam tersebut baru ditemukan beberapa hari lalu, saat ini sedang kami upayakan untuk melakukan penampakan keseluruhannya," kata Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Wahyu Astuti, Kamis.

Menurut dia, kolam ini ditemukan saat petugas BPCB Yogyakarta dan PT Taman Wisata Candi Prambanan dan Ratu Boko sedang menguras kolam-kolam di komplek Ratu Boko.

"Baru beberapa hari kemarin, ditemukan kolam yang sangat luas. Sekarang masih dalam proses menampakkannya," katanya.

Ia mengatakan, saat menguras 28 kolam kawasan ini, salah satunya ditemukan satu aliran air di sebelah utara gapura, dekat Candi Pembakaran.

"Saat ditelusuri alirannya, ternyata mengarahkan ke kolam yang cukup luas. Tepat berada di samping bukit. Jadi kolam tersebut memang memangkas tebing bukit," katanya.

Wahyu mengatakan, pihaknya masih belum bisa memastikan, kapan akan selesai menampakkan secara utuh kolam yang baru ditemukan tersebut.

"Saat musim hujan nanti, belum tahu apa kolam tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak untuk penampungan air," katanya.

Ia mengatakan, ceruk-ceruk kolam di kawasan Ratu Boko memang cukup banyak yang dahulu kala difungsikan sebagai tempat menyimpan air ketika musim kemarau.

"Karena komplek Candi Ratu Boko berada di wilayah perbukitan, nenek moyang membuat kolam-kolam itu," katanya.

Situs Candi Ratu Boko ini, kata dia, memang  unik karena hampir setiap tahun selalu saja ada temuan baru meski di tempat yang sangat dikenal.

"Selain menampakkan kolamnya, sisi utara candi yang ada taludnya juga sedang dalam pengerjaan," kata Wahyu.

Kepala Unit Situs Candi Ratu Boko dan Ijo, BPCB Yogyakarta Tri Hartini, mengaku belum tahu pasti luas dari kolam yang baru ditemukan ini.

"Kami masih menunggu datanya. Kegiatan juga belum selesai," kata Tri.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015