Tokyo (ANTARA News) - Dua polisi dan seorang penghubung bertolak dari Bandara Narita menuju Bali, Indonesia, Rabu siang sebagai duta Jepang bagi pasukan penjagaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Leste. Dua perwira itu adalah Inspektur Kepala Shigeru Yotoriyama (44 tahun), yang bertugas dalam bantuan antarbangsa Badan Kepolisian Negara (NPA), dan Inspektur Toru Uto (47 tahun), yang sementara ditugaskan pada NPA dari Departemen Kepolisian Metropolitan. Dalam upacara di ruang tunggu bandara, Toshiro Ozawa, yang mengepalai Markasbesar Kerjasama Perdamaian Antarbangsa Kantor Kabinet, menganjurkan kelompok itu bekerja keras dalam kegiatan polisi warga untuk meningkatkan keamanan Timor Timur. "Kami akan bekerja keras sebagai sumbangan antarbangsa," ujar Yotoriyama kepada Kyodo. Anggota kelompok itu kemudian berjabat tangan dengan yang hadir untuk melepas mereka. Dengan dijadwalkan tiba di negara itu hari Jumat, keduanya akan memberi nasehat dan perintah kepada polisi Duta Terpadu Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Timur atau UNMIT untuk membangun kembali kepolisian negeri terkoyak kerusuhan tersebut. Itu merupakan kali ketiga Jepang mengirim polisi ke kegiatan penjagaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa, sesudah tugas 1992-1993 ke Kamboja dan 1999 juga ke Timor Timur. Tugas mereka berahir 31 Maret, tetapi mungkin diperpanjang. Tugas UNMIT, dijadwalkan selesai Februari, hampir pasti diperpanjang sedikit-dikitnya enam bulan untuk mendukung pemilihan presiden, yang direncanakan berlangsung sekitar Mei. Timor Timur mendapat kemerdekaan dari Indonesia pada Mei 2002 dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tapi terjerumus ke kerusuhan tahun lalu, sesudah hampir 600 tentara tidak puas dari angkatan bersenjata beranggota 1.400 orang dipecat. Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Agustus tahun itu memutuskan membuat UNMIT. Pemerintah Jepang juga memutuskan mengirim dua perwira penghubung untuk mendirikan kantor di Dili, ibukota Timor Timur, tempat kedua perwira polisi itu bertugas. Dua pemuda tewas akibat bentrok melibatkan dua kelompok sekolah beladiri di Dili pekan lalu. Saksi mengatakan kedua pemuda tersebut - salah satu di anataranya polisi- tewas dalam perjalanan pulang dari gereja di timur ibukota Timor Leste. "Mereka diserang dalam perjalanan pulang. Satu tewas di tempat, sedangkan yang lain tewas tergeletak di jalanan," kata Crispin Lopez, saksi itu. "Anggota polisi itu mendapat luka bacokan di leher dan ahirnya tewas saat berusaha menuju rumahnya," katanya. Korban lain tewas akibat luka parah setelah diserang di rumahnya. Di tempat terpisah, seorang pemuda luka-luka setelah diserang sekelompok orang. Kejadian itu telah dilaporkan ke kantor terdekat Perserikatan Bangsa-Bangsa di Caicoli. Di daerah itu, sekelompok orang menyerang rumah guru beladiri dan mencederai empat pemuda, namun polisi Portugis segera datang untuk mencegah kekerasan lebih lanjut. Saksi mengatakan mendengar suara tembakan. Perang batu antardua kelompok pemuda bertikai juga dilaporkan terjadi di kabupaten niaga Kolmera. Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat segera menghentikan bentrok tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan Timor Timur merupakan satu dari negara termiskin di dunia, dengan seperlima penduduknya hidup dengan kurang dari satu dolar Amerika Serikat (kurang dari sembilan ribu rupiah) sehari, sementara 44 persen warganya menderita kurang pangan. (*)

Copyright © ANTARA 2007